Part 21 [Gara jatuh cinta]

1.2K 110 15
                                    

"Jangan terlalu berharap kepada manusia, karena jika itu terjadi kamu akan merasakan kekecewaan yang tiada tara."

~Haura Almahya Syiffani~

~oo0oo~

Seorang pria datang dengan angkuhnya, ia tersenyum merekah sambil memakai kacamata hitamnya. Rambutnya yang sedikit gondrong mendapatkan kesan 'wow' dari para siswi.

Ia melempar tasnya ke sembarang arah kemudian pria itu berjalan menuju ke sudut ruangan. Di sana sudah ada tumpukan-tumpukan sapu, pel, dan lain sebagainya alat-alat kebersian.

Ia mengambil ember kemudian meraih gagang sapu yang sudah patah menjadi dua bagian.

"JERVANOS THE KOPLOERS!" teriak Bidin menggema ke seluruh penjuru ruangan.

"Rasa ini yang tertinggal, selamanya ... memberikan luka dalam hatiku jangan kau biarkan ... diriku menderita selalu."

Bidin menabuh ember yang ada di hadapannya. Kemudian Gara tersenyum merekah lalu mulai memukul-mukul mejanya.

"Kau yang s'lalu kupuja-puja ... namamu terukir indah ...."

"Tak dung tak josss!" balas Ega sambil menari-nari seperti orang gila. Pria itu kemudian mengambil sapu lantai dan ia memainkannya seperti gitar.

"Gleapnya indah dunia ... terluka penuh kecewa ...," lanjut Gara.

"Hokya tarik sisss ...," jeda Katroy sambil mengambil galon kosong di sudut ruangan kelas.

"SEMONGKO! LANJUT REK!" teriak Bidin bersemangat ria. Ia tak lupa sambil mengangkat kedua tangannya.

"Api asmara yang dahulu pernah membara ...."

TARAK TAK-TAK!

TARAK DUNG-DUNG ....

"Semakin hangat bagai ciuman yang pertama ...."

"Icikiwir ... icikiwir!" ujar Bidin dengan ngasal.

"Detak jantungku seakan ikut irama. Karna terlena oleh pesona alunan kopi dangdut."

"Hokkk ...."

Tarak tak tak tak tak!

"Yaaa ...."

Tarak dung dung dung dung!

Katroy menabuh-nabuh galon dengan sangat lihai. Melihat semua kelakuan anak gengnya, Glen hanya mendengkus kesal. Memalukan!

Kecuali Very yang sedari tadi membaca buku. Apa dia tidak pusing membaca sambil mendengarkan musik bobrok dari teman-temannya?

"Pas wingi kowe mblenjani jani, ra tak tangisi jok meneh tak gondeli. Tak nei ati, ora ngenteni dasare kowe ra duwe ati," ujar Bidin dengan suara yang dibesar-besarkan. Pria itu bernyanyi sangat menghayati hingga kedua matanya tertutup dan setia memukul-mukul embernya.

Lagu yang dinyanyikan Bidin membuat Rena terbelalak. Pasalnya gadis ini sedang mengincar Rizal. Ia hanya membungkam mulutnya dengan tangan kanan karena keterkejutan.

"Hokya, ya, ya, ya ... gundul-gundul botak-botak. Gundul-gunduk botak-botak," sergah Ega menambah-nambahi kata.

"Aku neng kene mbok sepeleke. Ra tau nggatheke aku sing meduleke, kowe ncen menungso ora toto ...."

"Jebule saingane konco dewe ...."

Tak tak tak! Tak dung ... tak dung!

"Janda anak lima. Janda-janda, anak lima, janda-janda anak lima, janda anak lima!" Ega kembali bersuara menirukan alunan  suara gendang yang ditabuh oleh Katory.

Menikah Dengan Badboy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang