Part 19 [Patah hati]

1.2K 104 11
                                    

Haura berjalan menyusuri teras kelas-kelas lain, ia berniat untuk mendatangi kelas Adel dan memberitahukan jika Rizal tahu keberadaan mereka berdua.

Gadis itu terdiam dan tak bergerak sedikit pun ketika melihat Glen tidur di pangkuan Adel. Mengapa rasanya sesak sekali? Benar jika Haura sudah jatuh cinta dengan Glen, tetapi apa pria itu memiliki perasaan yang sama?

"K-kak Adel," panggil Haura di sebrang pintu, kedua bola matanya memerah menahan air mata yang hendak turun. Kuat ... kuat ... kuat! Jangan lemah Haura, jangan nangis.

Sang empu tentu saja menoleh, ia melihat Ega dan Gara yang saat ini tertawa terbahak-bahak. Glen pula menyadari jika Haura sedang berdiri di depan pintu, dengan segera keduanya membenarkan cara duduk mereka.

"Eh, Neng Haura. Sini Neng sama Babang Ega," ujar pria itu tetapi Haura hanya membalasnya dengan senyum miris.

"Neng Haura tau kagak? Bos Glen sama Bu Bos Adel udah jadian, yuk minta pj," sumringah Gara, kata-kata pahit itu membuat Haura terdiam membeku. Hatinya seperti tertimpa bogem, rasanya perih dan sangat amat perih. Sakit tetapi tidak berdarah.

Glen yang melihat Haura menahan tangis dan tersenyum itu, ia kemudian mendekatinya. Kapan? Di mana mereka jadian? Apa pada waktu Haura sedang diburu oleh bodyguardnya Rizal, mereka saling menyatakan cinta? Sungguh di luar dugaan.

"R-Ra, lo nyari siapa ke sini? Gua atau--"

"A-aku lagi ada perlu sama Kak Adel, Kak," ucap Haura yang sedang menahan air mata yang sebentar lagi hendak menetes. Haura tak tahan melihat pemandangan panas ini. Sungguh selama ini yang ia pikirkan diduakan itu tidak malasalah jika sama sekali belum memiliki rasa, namun kali ini diduakan itu tidak enak walaupun ia tau pernikahan mereka hanya sebatas perjodohan.

Perasaan siapa yang tahu? Allah maha pembolak-balikkan hati seseorang, ada saatnya orang itu membuka hati dan mencintai orang yang tadinya tidak ia cintai, dan ada pula saatnya seseorang mengalami penyesalan karena tidak peka atas keadaan seseorang yang mencintainya dalam diam. Wait, apakah cinta dalam diam berlaku kepada pasangan yang sudah menikah?

Glen tahu jika Haura saat ini sedang sakit hati, pria itu tahu dari cara pandangan istrinya yang sudah membendung air mata.

"T-tolong bilangin ke Kak Adel, l-lima menit lagi temuin aku di belakang musala," jelas Haura kemudian sesaat memandang kedua bola mata Glen. Pria itu melihat jelas istrinya berkaca-kaca.

"A-assalamu'alaikum," pamitnya kemudian tertunduk dan berlalu pergi.

Melihat peristiwa tadi, Glen jadi merasa bersalah entah dia harus berteriak atau bagaimana? Ia saat ini sedang berada di ambang kebingungan.

"Glen, lo kenapa sih?" tanya Adel. Glen tersentak kaget dan menoleh ke arah Adel.

"Ammm, lima menit lagi lo harus nemuin Haura di belakang musala. Kayaknya ada sesuatu yang mau dia omongin," ujar Glen sambil menatap langit-langit kelasnya, Adel hanya mengangguk dengan perkataan Glen.

Sedangkan Very hanya menatap tanpa arti, isi pikirannya sangat sulit untuk diterjemahkan. "Miris, cowoknya gak peka," desis Very yang menatap tajam ke arah Glen. Sebenarnya Very berniat mengatakan kepada teman-teman gengnya sekaligus Adel bahwa Glen sudah menikah. Tetapi ... rasa malas terus saja menghantuinya hingga pria batu ini memilih diam, dan terkadang berpikir jika hal ini juga tidak terlalu penting.

Di sisi lain, Haura sedang bertempur dengan hati dan perasaannya. Ia meremas hijabnya seraya menangis di balik niqob yang ia kenakan.

Air mata yang sejak tadi ia bendung kini mengalir dengan deras. Haura kemudian menyandarkan dirinya di tembok dan perlahan-lahan jatuh terduduk.

Menikah Dengan Badboy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang