Part 23 [Astagfirullah!]

1.2K 113 16
                                    

Setelah mengetahui jika Adel dan Glen berpacaran, Haura mencoba sesuatu jalan lain untuk bisa menyadarkan keduanya. Heum, dengan cara apa ya?

Pada pukul 07:30, Haura selesai melaksanakan salat isya' dan gadis itu tak sengaja melihat Glen membawa jaket hendak keluar. Dia dengan segera berlari dan mencegat Glen.

"Apaan sih, Ra. Gua tau lo rindu sama gua tapi gak gini caranya," celoteh Glen, Haura tak menjawab ia kemudian menaruh pandangannya ke sofa. Seperti memberi kode kalau Glen harus duduk di sofa.

"Apaan?" ujar Glen yang tak mengerti.

"Kakak mau ke bar 'kan? Sekarang Haura mau bertindak tegas sama Kak Glen, gak boleh ke bar mulai dari sekarang!" tekan Haura tersenyum sedikit sinis. Ia melipatkan kedua tangannya di dada. Mulai detik dan saat ini, Haura hendak memperlihatkan jati dirinya di hadapan seorang suami.

Glen mendengkus kesal kemudian segera duduk di sofa. Pria itu mengangkat salah satu kakinya di sofa.

"Lo ada hak apa ngelarang gua ke bar? Kalo mau ikut ya, ayo!" ajak Glen, ia hendak berdiri kembali dari tempat duduknya. Haura dengan cepat menodongkan ujung gagang sapu di bidang dada Glen.

"Ssttt! Gak boleh bergerak, gerak dikit? Sapu ini akan menembus ke bidang dada anda," ujar Haura sedikit bercanda. Dalam hatinya tertawa geli melihat Glen.

Glen tersenyum miring. "Lo kira gua takut sama lo," ujarnya kemudian merebahkan diri di sofa.

Brak!

Glen tersentak kaget ketika Haura menggebrak mejanya dengan gagang sapu yang ia pegang. "Lo apaan sih, Ra? Gua tu bosen di rumah terus apalagi nungguin lo tadi, capek!"

Haura mengatur napas dan berpikir sebentar, capek mana Glen kamu yang nunggu Haura sambil menikmati hiburan teman-temanmu atau Haura yang berjuang menyelamatkan diri dan menjaga kehormatannya untuk kamu? Pekalah sedikit, ups! Dia tidak tahu jika Haura sedang menjadi incarannya Rizal.

"Capek, ya, Kak? Yuk ngaji bareng biar ilang bosennya," ujar Haura yang membuat Glen terbelalak kaget.

"What?!" Glen terperanjat dan langsung menatap Haura dengan lekat. Haura hanya memasang muka tanda tanya.

"Kenapa? Pokoknya harus mau, tau gak sih, Kak suami itu seharusnya menuntun istrinya buat ngaji, salat, juga jalan menuju surga. Tapi karena Kakak kayaknya butuh bantuan Haura jadi dengan senang hati Haura bantu." Gadis itu tersenyum membuat Glen terdiam dan terus memandangnya. Perawakannya yang mungil membuat Glen gemes ingin ... ingin. Ah, sudahlah!

"Jadi, sekarang ayo wudhu dulu, Kak," ujar Haura. Seperti dihipnotis sambil menatap ke arah Haura, pria itu mengangguk dan segera menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sedangkan Haura sedang mempersiapkan Al-Qur'an.

Namun tak berapa lama. "HAURA!" teriak Glen dari dalam kamar mandi, Haura sudah menduga Glen akan memanggilnya.

"Kenapa, Kak?" tanya Haura, Glen sedikit tersipu malu.

"Wudhu itu gimana caranya?" Seketika Haura menepuk jidatnya. Ck! Konyol sekali, serius tidak bisa berwudhu?

"Hah?!" kaget gadis itu.

Raut wajah Glen sudah memerah menahan malu. "Apa lo? Mau ketawa, gua serius nanya tata cara wudhu tu gimana?" tanya pria itu antusias.

Harua tersenyum dan sedikit menahan tawa kemudian berkata, "Sini Haura ajarain, Kak." Sang gadis kemudian mendekati Glen.

"Yang pertama niat dalam hati, Kak." Glen mengangguk kemudian langsung membasuh kedua tangannya.

"Ettt, jangan mulai dulu, Kak. Kakak tau gak niat wudhu?" tanya Haura yang membuat Glen menggeleng.

Menikah Dengan Badboy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang