Glen mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang ia pendam dari tadi.
"Aldo!" geram Glen kemudian ia berjalan pergi untuk mencari Aldo.
Beberapa menit mencari keberadaan Aldo, pria itu tersenyum sengit ketika mendapati Aldo sedang bercanda ria dengan segerombolan wanita.
Tanpa basa-basi Glen kemudian menghampiri Aldo, ia mendorong wanita yang berada di dekat Aldo untuk menyingkir karena ini adalah urusan anak laki-laki.
Glen menarik kerah pria tak beradab itu kemudian menatapnya sebentar.
Buagh!
Glen menonjok pipinya, tentu saja Aldo berdecih sambil sesekali meraba sudut bibirnya yang berdarah akibat satu pukulan dari Glen.
"MAKSUD LO APAAN HAH?! LO NYURUH ADEL BUAT MASUKIN OBAT PERANGSANG KE MINUMAN GUA?! LO CURANG BANGSAT!" Kedua bola mata Glen menatap nyalang ke arah Aldo, namun sang empu hanya tersenyum miring.
"LO KALO GAK DIKAYA GITUIN GAK BAKAL JALAN!" balas Aldo dengan lebih menyolot.
"Lo Abang biadab ya, Adek sendiri disuruh jual diri. Gua cinta sama Adel dan mau deket sama Adel itu tulus! Tanpa paksaan apapun!"
Adel yang baru saja keluar dari bar terkejut mendengarkan teriakan dari Glen. Benar jika Glen mencintai Adel? Lalu bagaimana dengan Haura nanti?
"Tulus lo bilang? Orang tulus pasti serius, dan orang serius pasti ngeluarin uang. Dan lo mana? Lo gak ada serius-seriusnya sama Adel!"
Melihat Glen yang ingin menghajar Aldo kembali, dengan cepat Adel berdiri di antara mereka.
"STOP!" teriak gadis itu dengan cukup nyaring.
"Abang, Glen, cukup ya? Gua gak mau liat kalian berantem. Gua heran sama kalian sebenernya kalian ada masalah apa sih sampe berantem segala? Hanya masalah tabrakan waktu itu kalian malah kayak gini? Otak dipake goblok! Jangan hanya masa lalu bisa mutusin persahabatan kalian!"
Namun keduanya tak menghiraukan ucapan Adel, Glen dan Aldo saling menatap tajam dengan pikiran mereka masing-masing.
"Gua gak sudi temenan sama pembunuh!" desis Glen kemudian berdecih.
Pria itu memilih pergi meninggalkan Aldo dan Adel. "Lo juga pembunuh bangsat!" teriak Aldo kemudian Glen menoleh ke arah pria itu.
Adel akhirnya berlari ke arah Glen karena ia takut pertengkaran tadi terjadi lagi. Gadis itu memeluk Glen.
"Glen maafin gua, kalo lo mau marah, marahin aja gua tapi jangan Kak Aldo. Kalo lo mau mukul, pukul aja gua tapi jangan Kak Aldo." Gadis itu terisak dengan air mata yang terjatuh dan menyerap baju yang Glen pakai.
Pria itu dengan ragu-ragu membalas pelukan dari Adel.
"Peluk goblok! Peluk Bos jangan ragu-ragu!" ucap Bidin seakan-akan sedang menonton film, tak lupa bidin melahap satu bungkus popcorn.
Ini bukan bioskop, Din!
"Gua bukan pengecut yang beraninya bersembunyi di balik diri seorang perempuan," ucap Glen dengan menekankan kata 'perempuan.' Pria itu menatap bengis ke arah Aldo.
Glen melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah motornya. Pria itu memilih pergi dari pada memperpanjang masalah.
Glen memainkan handle gas motornya sebentar. Terdengar saat nyaring sekali.
"Bos mau kemana?!" teriak Ega dari kejauhan.
Glen hanya menatapnya dan pergi meninggalkan tempat hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Badboy [REVISI]
Teen FictionHaura Almahya Syiffani Siapa sangka gadis berhijab yang sempat menuntut ilmu di pesantren harus menikah dengan seorang cowok tengil seperti Glen? Perjodohannya begitu klasik, dimana dilakukan saat usia keduanya sama-sama masih duduk di bangku SMA. N...