Sesampainya di rumah Adel, gadis itu mengetuk pintu.
"Masuk!" ujar seseorang yang terdengar seperti suara Aldo, Haura hanya menurut dan segera masuk ke dalam rumah.
"Kak Adel di mana, ya, Kak?" tanya Haura sedikit menyunggingkan senyum simpul.
Aldo mengunyah permen karet. "Ada kok di dalem kamarnya," ucapnya, sedangkan Haura merasa tidak enak, mengapa rumah Adel banyak ditempati cowok-cowok? Bahkan sampai om-om bertubuh kekar, pikir Haura.
Siapa lagi kalau bukan Doni dan Tino yang Haura maksud.
Dengan perasaan tidak enak, Haura mencoba mengetuk pintu kamar.
"Lepasin gua bangsat! Lo mau apain gua!" umpat Adel dari dalam, Haura terbelalak ketika pintu yang ia ketuk terbuka. Tampak Adel dan Rizal sedang satu kamar.
Gadis berhijab itu terbungkam. "Astagfirullah," ucap Haura, dirinya merasa syok.
"Ra, tolongin gua!" teriak Adel.
Haura segera masuk dan mendorong Rizal hingga pria itu mundur beberapa langkat.
"Bicth! Berani lo dorong gua!" tegas Rizal kemudian ia segera menghampiri Haura dan mendorongnya ke ranjang.
Rizal dengan cepat mengunci kamar milik Adel. "Lo berdua gak bisa lari!" tegasnya, yang membuat Haura ketakutan setengah mati.
Haura tak habis pikir hidupnya akan sesial ini, gadis itu meneteskan air mata. Ia melihat Adel yang sudah sembab dengan air mata serta beberapa luka lebam di wajah.
"KAK ALDO, KAK TOLONGIN KITA!" teriak Haura kemudian ia berlari ke arah pintu dan menggedor-gedornya.
Tentu saja hal itu membuat Rizal hanya tertawa dan memandang Haura dengan perasaan Haru. "Lo pikir dia mau nyelametin kalian berdua? Lagian dia kok yang udah ngasih lo berdua ke gua buat bayar utang," jelas Rizal dengan santai.
Haura menoleh menatap Rizal dengan nyalang. Wajahnya dibanjiri dengan air mata.
"Kamu siapa?!" bentak gadis itu.
"Gua? Gua Rizal calon suami kalian berdua," ucapnya sambil mencuil dagu Haura, gadis itu segera membersihkan dagunya dari sentuhan Rizal.
Rizal kemudian mendekat, seraya merentangkan kedua tangan. "Come on, Baby," ia tersenyum miring, serta membuka bajunya hingga terlihat six pack menghiasi bagian perut pria itu.
Haura yang melihatnya langsung menutup wajahnya, ia benar-benar merasa sangat ketakutan. Dalam hatinya, gadis itu menjerit sekuat-kuatnya untuk memanggil sang ayah yang dulu selalu melindungi Haura, putri kesayangannya, namun kali ini mustahil, beliau sudah tenang di alam baka.
"JANGAN DEKATI SAYA! PERGI KAMU!" teriak Haura frustasi, gadis itu menangis histeris, tetapi Rizal hanya tertawa melihatnya.
"AYAH TOLONGIN HAURA!" jeritnya melengking namun terdengar pilu.
"PERGI KAMU! PERGI!" teriaknya lagi, gadis itu kehilangan keanggunannya. Suasana kali ini benar-benar membuatnya tertekan akan mengingat seorang ayah. Ia hilang kendali!
"AYAH TOLONGIN HAURA! HAURA MAU PULANG, PERGI KAMU LAKI-LAKI BIADAB!"
Rizal kemudian menggenggam pergelangan tangan Haura. "Lo berdua udah buat lunasin bayar hutang jadi jangan berontak anj*ng!" umpat Rizal dengan kasar.
"JANGAN SENTUH SAYA!" histeris Haura. Sedangkan Adel dengan tubuh yang sudah mulai lemas akibat lukanya, ia berusaha berdiri dan mengambil suatu benda yang bisa digunakan.
Akhirnya Adel menemukan vas bunga kesayangannya, tanpa berpikir lama Adel segera memukul kepala pria tersebut.
Prak!
![](https://img.wattpad.com/cover/255702871-288-k820724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Badboy [REVISI]
Fiksi RemajaHaura Almahya Syiffani Siapa sangka gadis berhijab yang sempat menuntut ilmu di pesantren harus menikah dengan seorang cowok tengil seperti Glen? Perjodohannya begitu klasik, dimana dilakukan saat usia keduanya sama-sama masih duduk di bangku SMA. N...