Haura tersenyum miris melihat kedekatan Glen dan Adel, keduanya saat ini sedang berada diparkiran karena berjanji untuk pulang bersama. Ia menghapus air matanya mencoba untuk tersenyum dan tertawa.
Di tengah kesedihannya lagi-lagi Haura melihat komplotannya Rizal. Gadis itu segera membalikan badan dan beristighfar dalam hati.
"Woy berhenti lo!" Dengan segera Haura berlari secepat mungkin. Jangan sampai ia tertangkap lagi, mengapa mereka begitu mengincar dirinya?
"Ya Allah tolong Haura, kalo pun Haura ketangkep Haura pasrah," paniknya sambil berlarian. Gadis itu sesekali melihat ke arah belakang.
Sedangkan Glen dan Adel kini berboncengan motor, keduanya sangat menikmati momen kebersamaan mereka. Terutama Adel yang terus saja lengket dan memeluk pinggang Glen. Dagunya ia singgahi ke pundak pria itu.
"Glen, gimana kabar bokap sama nyokap lo?" tanya Adel. Suaranya masih terdengar jelas karena Glen memelankan motornya.
"Baik, emang kenapa? Lo mau ketemu Mama sama Papa?" tanya Glen yang membuat Adel mengangguk dan berantusias.
Apa-apaan ini?! Kau sadar Glen gadismu sedang dalam bahaya. Apa maksud kamu mengajak Adel bertemu dengan Vara dan Wira? Ingin poligami?
"Boleh banget Glen, gua kangen banget sama mereka," balas Adel seraya tersenyum gembira. Jika Adel tahu kalau Haura sudah menjadi istri pacarnya ini apakah dia ikhlas melepas Glen atau justru ia akan tetap berusaha mempertahankan hubungannya dengan Glen?
Secara, perasaan seseorang tak ada yang tahu, bisa saja Adel tidak terima dan ingin kembali merebut Glen dengan otak-otak liciknya dan juga bisa saja dia melepas Glen walaupun hatinya sangat sakit. Wait, jangan suudzon terlebih dahulu kepada Adel karena dia tidak tahu apa-apa.
Sebenarnya Glen juga tidak ingin jika Adel bertemu dengan kedua orang tuanya, namun pria itu tak bisa menolak keinginan Adel. Glen merasa kasihan dengan gadis ini, tidak memiliki keluarga siapapun kecuali Aldo, dan gadis ini pula bilang kepada Glen kalau dia saat ini ngekost dan tidak tinggal bersama Aldo lagi. Kalian pasti tahu apa alasannya.
Glen hanya mengangguk paham, ia tak perlu dijelaskan mengapa Adel memilih ngekost, because jika ia tinggal bersama Aldo yang ada gadis ini dipaksa untuk jual diri. Sungguh tidak manusiawi.
Tak berapa lama keduanya sampai di sebuah rumah megah. Kebetulan pintunya terbuka, membuat Adel tersenyum senang.
Adel segera turun dari motor dan masuk sedangkan Glen memarkirkan motornya dan melepaskan jaketnya. Ia sambil sesekali membenarkan rabutnya yang terlihat berantakan.
"Assalamu'alaikum Om sama Tante," sapa Adel tersenyum senang. Tentunya kedua orang tua Glen tersentak kaget. What? Mengapa Adel bukan Haura yang datang?
"Adel kok kamu--" Belum selesai Vara mengucapkan kalimatnya, Adel sudah lebih dulu memeluk wanita ini.
Vara terdiam sedangkan Wira hanya menatapnya dingin, orang tua Glen memang sudah kenal sejak lama dengan Adel bahkan terhadap orang tua Adel juga.
Adel melepaskan pelukannya dan kini hendak menyalimi Wira namun pria paruh baya itu tak menghiraukannya. Glen sendiri merasa tak enak dengan sikap sang papa.
Akhirnya dengan hati kecewa, Adel hanya bisa tersenyum di hadapan Wira. "Om Tante apa kabar?" tanyanya ramah, senyum manisnya membuat Vara tak tega jika cuek terhadap gadis ini.
"Oh iya, kabar kita baik. Gimana sama kamu, Nak?" tanya Vara. Ia sambil menyenggol tubuh suaminya dengan kesal. Istri mana yang tak kesal jika sedang disapa suaminya bahkan tak perduli dengan tamu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Badboy [REVISI]
Novela JuvenilHaura Almahya Syiffani Siapa sangka gadis berhijab yang sempat menuntut ilmu di pesantren harus menikah dengan seorang cowok tengil seperti Glen? Perjodohannya begitu klasik, dimana dilakukan saat usia keduanya sama-sama masih duduk di bangku SMA. N...