32

2.6K 468 57
                                    

Hazel mendengus saat Bangchan harus menghentikan makannya sejenak, untuk mengangkat telfon dari Yuji. Ini sudah seminggu, Yuji hampir setiap hari menelepon Bangchan, dengan alasan memberitahu perkembangan Eli.

Hazel yang juga dirawat psikiater, jadi tidak bisa berpikir positif. Selama ini psikiaternya tidak pernah mengabari perkembangannya setiap hari, kontrolnya saja hanya beberapa kali dalam sebulan.

Bangchan pun selalu meresponnya dengan ramah dan baik, ia tahu Bangchan social butterfly, tapi lama-lama itu membuatnya tidak nyaman.

"Yuji sengaja mengusikmu," celetuk Hazel, sesaat setelah sambungan telfon Bangchan dan Yuji berakhir.

"Dia hanya mau memberitahu perkembangan Eli," sahut Bangchan.

"Seberapa besar perubahaan Eli hari ini dengan kemarin?" tanya Hazel dengan sebelah alis terangkat.

Bangchan terdiam sejenak untuk mengingat.

"Eum, aku rasa... tidak begitu jauh," gumam Bangchan kemudian.

"Kalau begitu berhenti terima telfon dia, terimanya seminggu sekali," kata Hazel.

"Bagaimana kalau kondisi Eli tiba-tiba memburuk? Aku tidak bisa bersamanya saat ini, jadi aku butuh perantara untuk mengetahui kondisinya setiap hari. Kau tahu Eli tidak mungkin jujur dengan kondisinya."

Hazel mendengus, tidak bisa membalas perkataan Bangchan lagi, bagaimana pun ia harus mengerti.

"Kau bilang kau tidak cemburu," ucap Bangchan.

"Siapa yang cemburu? Aku tidak cemburu. Aku hanya merasa yang dilakukan Yuji tidak benar," sahut Hazel dengan nada sinis.

Bangchan tertawa, "Jelas-jelas kau cemburu," goda Bangchan.

Hazel tidak menjawab, hanya menatap sinis Bangchan, sembari memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Tidak apa-apa kalau memang cemburu, asal jangan marah,"

"Cih,"

"Kau kesal? Aku harus apa agar kau tidak kesal?"

Hazel mendorong piring miliknya ke arah Bangchan, kemudian membuka mulutnya.

"Astaga, ada bayi yang sedang mengandung bayi," gumam Bangchan sembari mengambil piring milik Hazel.

"Aku bukan bayi!" sanggah Hazel, "Aku hanya sedang malas,"

"Baiklah, bayiku,"

"Jangan memanggilku,"

"Aa...," Bangchan tidak menghiraukan protesan Hazel, dan malah menyodorkan sendok berisi nasi serta lauk ke mulut Hazel.

Hazel pun membuka mulutnya untuk menerima suapan Bangchan, tapi masih dengan memasang ekspresi kesal.

"Aku sebisa mungkin akan menghindari obrolan diluar kepentingan dengan Yuji, jadi kau jangan khawatir." Pungkas Bangchan, yang mengerti kekhawatiran Hazel.

Hazel pun menjawabnya hanya dengan anggukan karena mulutnya penuh.

°°°

Hazel memutuskan untuk cuti hamil, siapa yang akan menggantikan posisinya sementara, sudah diputuskan melalui rapat, beberapa hari sebelum Hazel resmi cuti. Bangchan juga akan mengawasi perusahaannya.

Ini pertama kali bagi Hazel cuti, dan ia merasa aneh. Terbiasa ada tanggung jawab pekerjaan, dan sekarang tidak ada, membuatnya jadi bingung harus melakukan apa.

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang