21

2.8K 558 59
                                    

"Hazel?" panggil Bangchan sembari membuka pintu kamar, ia terkejut saat melihat Hazel tengah menangis di sudut kamar, sembari memegang cutter.

Bangchan langsung berlari mendekat, ia mengambil cutter tersebut, sebelum memeluk erat gadis itu.

"Kau kenapa?" tanya Bangchan.

Hazel tidak menjawab, ia hanya terus terisak, sembari menutupi wajahnya dengan sebelah tangan.

°°°

Bangchan membersihkan luka sayatan pada paha Hazel yang masih mengeluarkan cukup banyak darah.

"Apa kita harus ke rumah sakit? Bengkak," ucap Bangchan.

"Tidak perlu, lukanya memang akan bengkak, sehari dua hari bengkaknya akan mereda kok." kata Hazel.

Ia kemudian menundukkan kepalanya.

"Sebenarnya aku sangat malu," gumam Hazel.

"Malu kenapa?"

"Karena masih melakukan hal kekanakan seperti ini, padahal masalahnya hanya sepele, dan aku tahu pasti bisa teratasi. Hanya saja perasaanku terlalu cemas, aku hanya bisa meredakannya dengan melakukan ini,"

Bangchan yang duduk bersimpuh dibawah, mendongak, menatap Hazel sembari mengulurkan sebelah tangannya, untuk mengusap jejak air mata yang masih berada di pipi Hazel.

"Apa yang membebanimu?" tanya Bangchan.

"Aku khawatir dengan pernikahan kita, bagaimana kalau pestanya tidak sesuai ekspektasi? Aku dengar, wedding organizer yang kita sewa tidak begitu bagus, padahal harganya mahal sekali, dan aku baru tahu banyak wedding organizer yang lebih murah, tapi lebih bagus," jawab Hazel.

"Aku mengerti perasaanmu, tidak apa-apa, kita sudah terlanjur mengambil itu. Aku akan menyuruh orang untuk memantau pekerjaan mereka, agar seperti yang kita inginkan, oke? Kau tidak perlu khawatir," kata Bangchan.

"Bagaimana kalau ternyata tetap tidak sesuai?"

Bangchan menarik napas dalam, sebelum menjawab pertanyaan Hazel. Jujur, apa yang Hazel khawatirkan sekarang, sebenarnya tidak perlu. Tapi ia tidak bisa bilang begitu, karena ia tidak merasakan apa yang Hazel rasakan.

Jadi ia hanya bisa mencoba memahami perasaan Hazel.

Pasti sebenarnya ada beban lain yang Hazel pendam terlalu lama, sampai Hazel sendiri lupa. Sehingga ia menjadikan masalah lain, untuk alasannya meluapkan masalah yang sudah lampau itu.

"Tenangkan dirimu, semua akan baik-baik saja," ucap Bangchan sembari meraih kedua telapak tangan Hazel, "Tarik napas dan hembuskan, bersama-sama denganku, oke?"

Hazel mengangguk, dan akhirnya mengikuti Bangchan yang mulai menarik napasnya.

Setelah melakukannya beberapa kali, Hazel jadi bisa merasa sedikit tenang.

"Hazel, jangan bebani dirimu, sampai melukai dirimu, karena masalah lagi. Kau sekarang punya tempat berbagi denganku, semua akan baik-baik saja, kau sudah melakukan yang terbaik," tutur Bangchan.

"Maafkan aku," gumam Hazel.

"Kau tidak apa-apa, aku senang kau sudah bisa lebih terbuka padaku." Ucap Bangchan sembari tersenyum.

"Aku juga khawatir, ibumu sepertinya kurang suka denganku," kata Hazel.

"Aku akan bicara padanya, kau tetap bersikap baik saja pada ibuku, nanti aku juga akan memintanya begitu. Kau menikah denganku, bukan dengan ibuku,"

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang