8 month later
"Kayla, ayo lihat ke kamera, sayang," ucap Bangchan sembari mengayunkan mainan yang dipegangnya, agar bayi berusia enam bulan itu mau melihat ke kamera.
Bayi perempuan yang sedang menggigit-gigit mainan karet, akhirnya mau menoleh ke depan, dan fotografer langsung mengambil beberapa gambar. Saat lampu flash menyala, bayi kecil itu malah tertawa, yang membuat Bangchan tersenyum lebar melihat.
Setelah selesai mengambil foto Kayla sendiri, giliran Bangchan berfoto berdua dengan Kayla.
Mereka menggunakan baju kembar buatan Hazel, tampak sangat lucu, apa lagi wajah mereka mirip. Kayla pun tampak senang, begitu Bangchan meraih tubuhnya, dan meletakkannya di atas pangkuannya.
"Satu, dua, tiga," ucap fotografer memberi aba-aba, sebelum mengambil foto Bangchan serta Kayla.
Bangchan berusaha tersenyum lebar di awal, sampai akhirnya air mata tidak bisa ia bendung lagi. Fotografer itu langsung berhenti memotret, dan menurunkan kamera yang menghalangi wajahnya.
Ia menatap pria itu dengan tatapan nanar.
Melihat ayahnya menangis, Kayla pun jadi ikut menangis. Fotografer wanita itu segera meletakkan kamera yang dipegangnya ke atas meja, kemudian menghampiri Bangchan serta Kayla.
Ia mengambil Kayla dari gendongan Bangchan, untuk menenangkannya.
"Seharusnya kita tidak melakukan ini," ucap Bangchan sembari menundukkan kepalanya dalam.
"Tapi ini yang Hazel inginkan kan? Kalian berfoto bersama menggunakan baju buatannya," jawab sang fotografer.
Tangisan Bangchan mengeras, layaknya anak kecil. Tidak peduli ada siapa di depannya saat ini, ia tidak malu untuk menangis dengan suara keras. Kedua tangannya mengepal di atas lututnya, untuk menyalurkan rasa sakit di hatinya.
°°°
Bangchan mendekati sebuah lemari kaca kecil, berisi guci berisi abu serta foto dan barang-barang kecil, termasuk sebuah cincin nikah.
"Aku sudah berfoto dengan anak kita, menggunakan baju buatanmu, seperti yang kau inginkan," ujar Bangchan, sembari tersenyum nanar, raut wajahnya benar-benar tampak sendu.
"Tapi... aku pikir seharusnya aku tidak melakukannya, karena kau tidak melihatnya, iyakan? Atau kau melihatnya di atas sana?"
"Haaaa...," pria itu tak lama kemudian mengeluarkan suara keputus asaan, sebelum mengeluarkan suara tangisan.
"Aku masih belum bisa menerima kenyataan! Kenapa kau sekejam ini padaku dan Kayla, hah? Hazel! Kau wanita yang benar-benar kejam! Saat pertama kali aku menikahimu, kau kabur dan membuatku harus kemana-mana mencarimu! Lalu kau selalu minta cerai! Kau terlalu mandiri, sampai aku kesulitan mencari celah untuk melayanimu, dan sekarang kau meninggalkanku? Kau sebut kau mencintaiku? Hah? Jawab!"
"Bangchan!" seseorang tiba-tiba menegurnya, mendengar suara tangisan Bangchan dari luar rumah duka, membuatnya terpaksa masuk.
Bangchan menoleh ke samping, dan mendapati seorang wanita di sana, menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kau tidak boleh membuat keributan di sini," ucap wanita itu, "Biarkan istrimu tenang, kau jangan membebaninya dengan rasa bersalah. Kau pikir dia mau pergi? Tidak, ini bukan kemaunnya,"
Bangchan tidak menjawab, ia hanya bisa terduduk, sembari menangis. Wanita itu menghela napasnya, tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk menenangkan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bo2s | Bangchan ✔
FanfictionKetika dua orang bossy yang selalu ingin mendominasi disatukan, inilah yang akan terjadi rate: 18+ (karena temanya pernikahan, mungkin sesekali akan ada pembahasan dan sedikit adegan dewasa, tapi bukan berarti isi cerita vulgar. i hope you understan...