14

3K 644 90
                                    

Bangchan dan Hazel berakhir ketiduran dengan televisi yang masih menyala, padahal perjanjiannya mereka mau tidur terpisah, tapi malah berujung tidur bersama.

Hazel berguling ke arah Bangchan, lalu mendorong-dorong tubuh Bangchan untuk menyingkir menggunakan punggungnya. Merasa tidurnya terusik, dengan keadaan setengah sadar Bangchan memeluk tubuh Hazel.

Gadis itu pun langsung berhenti mendorongnya, dan malah memegangi tangan Bangchan, membuat pelukan Bangchan semakin mengerat.

°°°

Bangchan bangun lebih awal, namun tidak langsung beranjak dari kasur, dengan posisi tengkurap, dan satu sisi kepalanya ditopang menggunakan tangan, ia menatap wajah Hazel yang sedang terlelap.

Kadang ia tersenyum karena mengingat dirinya terbangun dengan posisi memeluk Hazel.

Sebenarnya ia merasa heran kenapa memutuskan untuk menikahi Hazel tanpa ingin mengenalnya lebih dalam dulu, tidak ada keraguan sama sekali saat memutuskan untuk menikahinya. Alibinya sih hanya penasaran, tapi sebenarnya itu alasan yang kurang masuk akal untuk menjalin hubungan sekelas pernikahan.

'Yah, mungkin sudah takdir. Orang sibuk sepertiku dan Hazel, mana sempat mencari jodoh. Hanya bisa bergantung pada takdir.' batin Bangchan.

Hazel tiba-tiba menggeliat, kemudian merentangkan kedua tangannya ke atas, sembari mencondongkan dadanya ke depan.

Bangchan tanpa sengaja tertawa kecil, melihat bibir Hazel ikut maju.

Mata gadis itu tak lama terbuka, dan berkontak dengan mata Bangchan.

"Selamat pagi," ucap Bangchan.

"Jam berapa sekarang? Kita tidur bersama?"

"Aku tidak tahu belum lihat jam. Ya, kita tidak sengaja ketiduran saat nonton film,"

Hazel memegang perutnya menggunakan satu tangan.

"Aku tidak akan hamil kan?" gumamnya kemudian.

"Pelajaran biologimu sampai mana?" timpal Bangchan dengan diselingi kekehan.

"Akh! Bisa-bisanya kita tidur bersama lagi!" teriak Hazel.

"Memang sudah seharusnya begitu," jawab Bangchan.

"Biasanya aku tidak bisa tidur semudah itu, bahkan kadang-kadang aku harus minum obat baru bisa tidur. Aneh sekali," oceh Hazel.

"Tandanya kau nyaman tidur denganku, jadi lebih baik kita sekamar saja,"

Hazel menggeleng, "Pernikahan kita bahkan belum terdaftar resmi,"

"Jadi kau mau sekamar denganku setelah pernikahan kita terdaftar resmi?" tanya Bangchan dengan raut wajah senang dan berharap.

Hazel menatap serius Bangchan, sebelum bertanya, "Kapan kau ada waktu?"

"Ah, kenapa tiba-tiba bertanya begitu?"

"Aku mau mengajakmu kencan,"

Bangchan tercengang mendengar ajakan Hazel.

"Ka-kau serius? Kau tidak sedang ngelindur, atau apakan?"

"Aku serius...," gumam Hazel sembari tersenyum tipis.

Bangchan berdehem lalu bangkit duduk, karena ia bisa mendengar suara detakan jantungnya sendiri, takut Hazel dapat mendengarnya juga.

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang