03

4.1K 754 45
                                    

"Hari ini kita kembali," ucap Bangchan.

"Tidak mau, aku masih mau di sini. Lagipula aku sudah bayar sewa untuk malam ini," jawab Hazel.

"Oke, aku juga akan tidur di sini," kata Bangchan sembari melepas arlojinya, dan meletakkannya di atas meja.

Ia ingin berbaring dan istirahat sebentar. Masih siang, tapi tenaganya sudah terkuras habis karena menghadapi Hazel.

"Kau sewa kamar sendiri lah!" seru Hazel, tetapi Bangchan mengabaikannya.

Pria itu berbaring di kasur, sembari memijat-mijat tulang hidungnya. Ia kemudian membuka kancing lengan kemejanya, serta kancing teratas kemejanya.

"Bukakan ikatanku," pinta Hazel.

"Tidak, kau nanti kabur," timpal Bangchan.

"Aku tidak akan kabur,"

"Berani bersumpah?"

"Hahh... aku bersumpah,"

"Kalau kau bohong kita melakukan malam pertama di sini,"

"Sialan,"

Bangchan bangkit duduk, lalu mendekati Hazel untuk membukakan ikatan tangannya.

"Bersikap baiklah, dengan begitu aku juga akan bersikap baik," tutur Bangchan seusai ia melepas tali yang melilit pergelangan tangan Hazel.

"Ceraikan aku, maka aku akan bersikap baik," ucap Hazel sembari tersenyum manis.

"Kita tadi sudah membicarakan untuk saling belajar kan?"

"Aku belum bilang kalau aku setuju,"

"Kau ini benar-benar ya...," gumam Bangchan.

Ia tiba-tiba mengeluarkan suara seperti hendak menerkam, dan giginya seolah hendak menggigit, sembari mendekatkan wajahnya pada Hazel, yang sontak membuat gadis itu memundurkan kepalanya dan memejamkan matanya rapat-rapat.

"Baru seperti itu saja kau sudah takut?" kata Bangchan dengan nada meremehkan.

Hazel menggeram kesal, ia mencengkeram rahang Bangchan menggunakan satu tangan, kemudian mendorong tubuh pria itu hingga telentang di kasur. Hazel lalu menaiki perutnya, mengambil bantal dan hendak memukuli Bangchan menggunakan itu.

Tetapi sebelum hal itu terjadi, Bangchan sudah lebih dulu meraih pinggangnya, dan memutar balik tubuh Hazel menjadi berada di bawahnya.

Ia menatap jengkel Hazel, sembari mengusap rahangnya yang terasa perih, karena tertancap kuku-kuku panjang Hazel.

"Kau jangan menantangku," desis Bangchan.

"Siapa yang menantangmu? Aku hanya memberi perlawanan,"

"Perlawanan? Itu sama sekali bukan perlawanan bagiku,"

Giliran Hazel yang merasa jengkel, ia mengangkat sebelah lututnya, hendak menendang bagian privasi Bangchan. Tetapi Bangchan sudah lebih dulu menekan pahanya menggunakan lutut.

Tidak terlalu ditekan, sehingga Hazel tidak merasa sakit, hanya saja ia jadi tidak bisa bergerak sama sekali.

"Kau dengar napasku?" tanya Bangchan sembari mendekatkan wajahnya di sebelah telinga Hazel.

Hazel bisa mendengar suara napas Bangchan yang menderu dan tidak teratur. Ia sedikit merinding, saat napas Bangchan juga menerpa telinga serta lehernya.

Mata Hazel membelalak, saat tiba-tiba merasakan sebelah tangan Bangchan mengusap pinggangnya.

Hazel memekik kemudian memukul-mukul dada Bangchan menggunakan kedua tangannya agar ia bisa bangkit. Namun Bangchan malah meraih kedua tangannya, dan meletakkannya di atas kepala Hazel.

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang