Menggunakan kantung plastik yang Hazel minta dari booth makanan, Bangchan menampung semua isi perutnya di sana.
Sementara itu Hazel sibuk menepuki bahu serta punggung Bangchan.
Selesai memuntahkan isi perutnya, Hazel langsung mengambil kantung plastik yang Bangchan pegang. Ia ikat, lalu masukkan kedalam tong sampah.
Hazel kemudian mengambil tisu dari dalam tasnya, untuk mengelap bibir Bangchan.
"Ini memalukan." Gumam Bangchan.
"Kalau tidak bisa naik wahana ekstrim, harusnya kau bilang saja," ujar Hazel.
"Aku bisa, tapi kita naik wahana ekstrim lima macam sekaligus, secara berturut-turut. Siapapun akan muntah-muntah kalau seperti itu," timpal Bangchan, "Apa lagi mengingat usia kita tidak muda lagi,"
"Aku tidak," ucap Hazel.
Namun beberapa saat kemudian ia memegangi perutnya sembari menutup mulutnya.
"Kan, kan, tahan dulu, aku akan mencari kantung plastik." Kata Bangchan sembari berlari ke booth makanan.
°°°
"Aku tidak tahu sudah pernah bilang atau belum," gumam Hazel.
"Apa?" sahut Bangchan.
"Ini baru yang kedua kali aku ke taman wahana. Yang pertama saat aku kabur, dan yang kedua hari ini," ujar Hazel.
Bangchan tidak langsung memberi respon, ia terlebih dahulu mengambil roti lapis pesanannya dengan Hazel.
"Sering-seringlah bersenang-senang, meskipun itu terlihat kekanakan, tapi hidup hanya sekali. Bukankah sayang kalau hanya dihabiskan untuk menjalani kehidupan dewasa yang melelahkan?" Tutur Bangchan, sembari menyerahkan roti milik Hazel.
"Aku takut," ucap Hazel.
"Takut apa?"
"Aku sekarang... merasa senang, nanti malam aku pasti akan merasa gelisah dan menderita. Aku sebenarnya sering merasa takut untuk bersenang-senang dan merasa bahagia,"
Bangchan meraih salah satu tangan Hazel, kemudian menggenggamnya.
"Kalau kau merasa begitu, peluk aku saja." Kata Bangchan.
"Kau tidak merasa punya istri sepertiku merepotkan?" tanya Hazel.
Bangchan menggeleng, "Tidak,"
"Jangan berbohong, jujur saja."
Bangchan menarik napas terlebih dahulu, kemudian menghembuskannya.
"Setiap manusia itu punya masalah, aku, ataupun kau. Semua orang bisa merasa gelisah dan cemas, hanya waktunya saja yang sering berbeda, dan tugas orang di sekitarnya, terutama keluarganya, untuk memberinya dukungan. Setidaknya memberi rasa nyaman, saat dia tidak bisa merasa nyaman dengan perasaannya. Kalau dibilang merepotkan, yah, mungkin iya, tapi aku juga bisa merepotkanmu. Dan karena kita suami istri, kita adalah keluarga, saling merepotkan tidak apa-apakan? Aku tidak keberatan, apa lagi kalau kita sudah saling mencintai, kita mungkin malah akan merasa bahagia direpotkan."
Hazel tertegun mendengar penuturan Bangchan, apa lagi saat ia tersenyum sesudahnya.
Seumur hidupnya ia belum pernah bertemu dengan pria seperti Bangchan, rasanya membuat jantung berdebar saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bo2s | Bangchan ✔
Fiksi PenggemarKetika dua orang bossy yang selalu ingin mendominasi disatukan, inilah yang akan terjadi rate: 18+ (karena temanya pernikahan, mungkin sesekali akan ada pembahasan dan sedikit adegan dewasa, tapi bukan berarti isi cerita vulgar. i hope you understan...