11

3.1K 640 20
                                    

Setelah Bangchan cuci muka, ia melanjutkan aktivitasnya menonton film, sementara Hazel tetap berada di ruang tengah, namun memutuskan untuk membaca novel dibanding nonton film.

Bangchan melirik Hazel yang sedang fokus membaca, kemudian memutuskan untuk berbaring di sofa sembari meletakkan kepalanya di atas paha Hazel, yang membuat gadis itu tersentak kaget.

Hazel hampir mendorong kepala Bangchan, tetapi pria itu langsung menangkap tangannya.

"Memangnya kenapa sih?" tanya Bangchan.

"Masih tanya kenapa, dasar kau ini!"

Bangchan malah memejamkan matanya, sembari meletakkan telapak tangan Hazel di ceruk lehernya saat Hazel hendak menarik tangannya.

"Aku tidak pernah merasakan kenyamanan seperti ini, jujur saja. Saat sedih dan lelah aku selalu memilih menyendiri agar tidak membebani adik-adikku. Kau pun sama begitu kan?" ujar Bangchan.

"Kau sedang sedih dan lelah?" tanya Hazel.

"Hanya merasa lelah," jawab Bangchan.

"Kalau lelah harusnya kau tidur, bukannya malah nonton film,"

Bangchan memajukan bibir bawahnya.

"Tapi aku sedang butuh hiburan,"

"Hah, dasar kau ini," gumam Hazel.

Dua puluh menit berlalu, Hazel bisa mendengar dengkuran halus Bangchan.

Hazel menurunkan pandangannya dari novel, dan ia seketika terkejut melihat tangannya berada di rambut Bangchan. Tanpa disadari ia sedari tadi memainkan rambut Bangchan. Hazel pun buru-buru menarik tangannya, kemudian menepuk pelan dadanya yang berdebar.

Bangchan tidur dengan posisi meringkuk, dan kedua telapak tangan disatukan di bawah pipinya.

Hazel mendengus, ia mau ke kamar, tapi bagaimana caranya ia bangkit? Mau membangunkan tidak enak.

Hazel akhirnya memilih diam saja, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, sembari menutupi wajahnya dengan novel.

°°°

Tepat jam tiga malam, Bangchan terbangun. Ia terkejut menemukan dirinya tidur di sofa, dan kepalanya masih berada di atas paha Hazel.

Bangchan bangkit duduk, dan menemukan Hazel tertidur dengan posisi duduk, membuatnya seketika merasa bersalah.

Bangchan mengambil terlebih dahulu novel yang menutupi sebagian wajah Hazel, ia meletakkannya di meja, lalu meraih tubuh Hazel sembari bangkit berdiri.

Hazel sempat menggeliat, namun hanya sebentar. Ia malah menyamankan kepalanya di dada Bangchan, padahal Bangchan sudah khawatir ia akan terbangun.

Bangchan membawa Hazel ke kamar, kemudian membaringkannya di kasur. Ia terdiam sejenak sembari menatap wajah gadis itu, sebelum akhirnya pandangannya jatuh pada kaki Hazel.

Hazel memang hanya menggunakan celana pendek di atas lutut, dan karena posisinya sekarang berbaring, jadi tersingkap.

Bangchan bisa melihat goresan luka lama dan baru di kakinya, ada memar yang hampir sembuh juga.

Bangchan menghela napas, sudah pasti akan sulit memiliki istri dengan mental illness, tetapi bagaimana pun ini sudah resiko dari pilihannya, jadi ia punya tanggung jawab untuk membawanya keluar dari penderitaannya, meskipun ia sendiri punya beban.

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang