06

3.5K 676 29
                                    

Bangchan yang sedang mengenakan kaos kaki, melirik Hazel yang dari bangun tidur sibuk menelfon dan mengotak-atik laptopnya. Amarah serta omelan juga tidak kunjung berhenti keluar dari mulutnya.

"Mau sampai kapan kau sibuk dengan pekerjaanmu? Kau harus mandi sekarang, lalu kita cari sarapan," tutur Bangchan.

Pandangan Hazel yang sebelumnya terarah ke laptop, seketika beralih ke Bangchan. Ia menatap pria itu dengan tatapan tajam.

"Kau seharusnya tahu kenapa aku begini," ucap Hazel.

"Iya, tapi itu bisa dikerjakan nanti setelah kau mandi dan sarapan. Tidak perlu gusar begitu juga, ini masih pagi, kerjakan pekerjaanmu pelan-pelan,"

"Kau tidak mengerti,"

"Aku juga bos, aku sangat paham,"

Hazel mendengus sembari mengibaskan tangannya pada Bangchan, dan memilih kembali fokus pada laptop serta telfonnya.

Bangchan bangkit berdiri dari kasur, kemudian menghampiri Hazel yang duduk di meja bulat di depan pintu balkon.

Hazel tidak sadar kalau Bangchan menghampirinya, jadi ia terkejut saat pria itu melingkarkan sebelah tangannya di pinggang, sembari mendekatkan wajahnya ke samping kepalanya.

Hazel menggeliat dan berusaha melepaskan diri dari Bangchan, Bangchan pun secara tiba-tiba menarik ponsel yang sedang Hazel pegang. Untungnya sambungan telfon Hazel dengan rekan kerjanya baru saja berakhir.

"Apa yang kau lakukan?" pekik Hazel sembari mencoba melepaskan diri dari Bangchan, "Kembalikan ponselku!"

"Tidak, sebelum kau mandi, dandan, dan kita pergi mencari sarapan," timpal Bangchan.

"Akkhh! Kau ini! Aku tidak mau! Kembalikan ponselku!"

"Mau aku yang mandikan?"

Hazel seketika melotot ke arah Bangchan yang malah memasang tampang tak berdosa.

Gadis itu menghela napas jengah.

"Kita baru saja kenal, kau sudah sangat lancang," desis Hazel.

"Eum, ya, tapi anehnya kita juga sudah berciuman beberapa kali," gumam Bangchan dengan bola mata yang bergulir ke atas, seolah-olah sedang mengingat-ingat sesuatu, "Mungkin karena kita sudah menikah, secara tidak sadar kita melumrahkan hal itu,"

Hazel seketika menahan napasnya karena kesal harus mengingat hal itu, dan membuatnya merasa malu.

"Akh! Lepaskan aku sekarang!" teriak Hazel.

"Kau mau mandikan?"

"Iya, aku akan mandi,"

"Perlu bantuan?"

"Kau mau aku pukul lagi seperti kemarin?" ancam Hazel.

Bangchan langsung melepas pelukannya pada Hazel, kemudian mengangkat kedua tangannya dengan bibir bawah maju.

Hazel lagi-lagi mendengus kesal, ia tahu Bangchan meledeknya.

•••

Sepanjang jalan mencari tempat sarapan, Hazel kembali sibuk dengan pekerjaannya. Ponselnya belum Bangchan kembalikan, tapi ia bisa terhubung dengan para karyawan dan rekan kerjanya melalui situs lain di laptopnya.

"Memangnya perusahaanmu sekacau itu sekarang? Baru juga kau tinggal beberapa hari," ujar Bangchan.

"Masalahnya aku meninggalkannya begitu saja, benar-benar begitu saja tanpa penjelasan. Beberapa rapat ada yang batal dan tertunda tanpa penjelasan juga, beberapa kerjasama terancam batal, bahkan ada yang sudah batal," timpal Hazel.

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang