10

3.3K 657 41
                                    

Hazel meminum obatnya saat Bangchan sedang membayar karena lagi-lagi merasa gelisah dan sesak napas.

Tak lama kemudian Bangchan kembali, membuatnya sontak buru-buru memasukkan obatnya ke dalam tas.

"Mau kembali ke kantor?" tanya Bangchan, yang Hazel jawab dengan anggukan.

"Lalu kau akan pulang jam berapa?"

"Eumm, entahlah, mungkin subuh,"

"Hei, jangan begitu. Hari ini keadaan mentalmu sedang tidak stabil, kalau kau begadang dan banyak bekerja yang ada kondisimu makin tidak karuan. Kalau kau bekerja dengan kondisi emosi tidak stabil, pekerjaanmu bisa berantakan,"

Hazel terdiam sejenak, ingin melawan, tapi apa yang Bangchan katakan benar. Ia juga sudah terlalu dirundung rasa cemas dan gelisah, sehingga buntu untuk memikirkan jawaban untuk melawan Bangchan.

"Aku akan selesaikan pekerjaan yang tanggung, sisanya akan aku kerjakan besok, setelah itu aku akan pulang,"

Bangchan mengangguk-angguk, "Baguslah, aku akan menunggumu sampai pekerjaanmu selesai, nanti aku akan mengantarmu pulang. Eum, dan sejujurnya aku mau menginap di rumahmu malam ini, besok aku ada rapat di restoran yang ada di dekat apartemenmu," tutur Bangchan.

"Aku akan panggil tukang bersih-bersih untuk menyiapkan kamar tamu,"

"Bisa kita tidur sekamar saja?"

"Kau gila?"

"Maaf,"

Hazel kemudian mengambil ponselnya untuk memesan layanan bersih-bersih online, dan menghubungi petugas keamanan apartemen untuk memantau.

Bangchan melihat punggung Hazel yang tampak naik turun dengan berat. Pasti sesak napas lagi, pikir Bangchan.

Tapi kali ini ia tidak mengambil tindakan apapun, karena masih di tempat umum, dan Hazel pasti tidak nyaman kalau ia tiba-tiba menepuk punggungnya apa lagi memeluknya.

°°°

Bangchan benar-benar menunggu Hazel sampai selesai bekerja di kantor Hazel, sehingga mereka bisa pulang bersama.

Di perjalanan pulang Bangchan berhenti dulu di drive-thru makanan cepat saji.

"Kau mau pesan apa?" tanya Bangchan saat ia sudah memesan.

"Hah? Aku tidak lapar, kita kan sudah makan tadi,"

"Es krim mau?"

"Es krim yang kau berikan tadi pagi masih ada,"

"Biasanya perempuan suka banyak makan kalau perasaannya sedang kurang baik,"

Hazel tertawa kecil, "Aku tidak begitu, aku malah tidak bisa makan,"

Bangchan mengerucutkan bibirnya, namun ia kemudian memesankan burger, ayam bumbu, dan minuman soda. Kalau Hazel tidak memakannya, ia yang akan menghabiskannya.

"Memangnya kau sudah lapar lagi?" tanya Hazel.

"Tidak sih, aku hanya ingin makan sesuatu,"

"Selera makanmu besar, ya?" komentar Hazel.

"Haha, iya," jawab Bangchan.

Merasa suasana mulai canggung, Hazel memutuskan untuk hanya melihat keluar jendela. Tanpa sadar kedua tangannya mengepal, dan kuku-kukunya menekan jari-jarinya, atau berusaha menggoresnya sehingga menimbulkan sedikit rasa sakit, namun menyenangkan.

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang