Bangchan menahan napas melihat Hazel memasukkan berbagai produk kosmetik ke dalam keranjang belanja, padahal sebelumnya ia sudah membeli banyak pakaian, tas dan sepatu.
"Kalau belanja kau mengerikan, ya?" komentar Bangchan.
"Aku hanya memanfaatkan hadiah darimu," ucap Hazel sembari tersenyum pada Bangchan.
"Yah, tapi... ekhem, sebelumnya kau sudah menghabiskan puluhan juta, apa lagi ditambah ini," kata Bangchan.
"Oh iya, aku juga mau beli kebutuhan untuk di rumah, sabun cuci, pembersih kaca, dan masih banyak lagi," tutur Hazel yang membuat Bangchan tidak bisa berkata-kata.
"Kau benar-benar memanfaatkanku," gumam Bangchan.
"Kau yang maukan? Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya belanja tanpa mengeluarkan sepeserpun dari kantung sendiri, sebelumnya aku tidak pernah, dan ternyata menyenangkan,"
"Memangnya kau tidak pernah pakai uang orang tuamu, huh?"
"Jujur, memang jarang, apa lagi hanya untuk bersenang-senang. Aku anak pertama, dan lahir di keluarga yang bukan lebih-lebih, jadi aku tidak bisa sembarangan pakai uang orang tuaku,"
"Hah, ya sudahlah, belanja semaumu," ucap Bangchan sembari melipat kedua tangannya di depan dada, dan meninggalkan Hazel yang sedang memilih-milih eyeshadow.
Hazel melirik punggungnya sekilas sembari menarik ke atas sudut kiri bibirnya.
•••
Setelah membeli produk kosmetik dan perawatan, juga kebutuhan untuk rumah, Hazel mengajak makan di restoran cepat saji, dan sudah jelas gadis itu tidak hanya memesan satu dua menu, ia pesan sangat banyak makanan kecuali nasi, lalu ditambah es krim dan minuman.
"Kau akan makan semua ini?" tanya Bangchan setelah pesanan tiba di depan mereka.
"Tentu saja, aku suka burger dan ayam," balas Hazel.
"Setelah ini kau pasti kapok mengajakku belanja lagi," gumam Hazel sembari terkekeh.
"Tidak, mana mungkin aku kapok? Tapi lain kali aku mau kau lebih teratur belanjanya," kata Bangchan, "Setelah kita tinggal satu rumah, menjalani kehidupan pernikahan kita, keuangan rumah tangga kau yang pegang, jadi kau harus pintar mengatur uang. Aku juga akan memberi uang tambahan di luar kebutuhan rumah kalau kau mau,"
"Aku punya uang sendiri, aku tidak akan melakukannya. Dan aku juga tidak mau mengatur keuangan, mengatur keuanganku sendiri saja sudah kesusahan, apa lagi mengatur keuangan 'kita',"
"Itu tugasmu,"
"Kau saja,"
"Hazel!"
Hazel tersentak saat Bangchan tiba-tiba membentaknya, apa lagi raut wajah pria itu langsung tampak mengerikan.
Bangchan menghela napas, lalu mengusap kasar wajahnya sembari menatap Hazel dengan tatapan datar.
"Kau benar-benar belum siap sama sekali untuk menikah, hah?" gumam Bangchan.
"Sejak kapan aku siap? Aku dipaksa,"
"Kau tidak punya kesadaran? Usiamu sudah 28 tahun, setidaknya kau mempersiapkan diri,"
"Aku bahkan tidak punya keinginan untuk menikah, kau tahu? Jadi aku memang tidak pernah mempersiapkan diri sama sekali untuk menjadi istri,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bo2s | Bangchan ✔
FanfictionKetika dua orang bossy yang selalu ingin mendominasi disatukan, inilah yang akan terjadi rate: 18+ (karena temanya pernikahan, mungkin sesekali akan ada pembahasan dan sedikit adegan dewasa, tapi bukan berarti isi cerita vulgar. i hope you understan...