Hazel hanya diam selama perjalanan pulang, ia merasa tidak seharusnya kesal, tapi semakin ia mengelak perasaan itu, malah perasaan kesal itu semakin merajai hatinya.
Bangchan tadi terlalu asik mengobrol Yuji, membicarakan tentang masa-masa mereka kuliah dulu. Alhasil Hazel diabaikan, karena ia tidak memiliki topik yang nyambung dengan mereka.
"Aku tidak menyangka banyak momen yang dia ingat dulu, kami tidak terlalu akrab, tapi banyak hal-hal menyenangkan selama kuliah," ujar Bangchan.
"Heum, itu bagus." Respon Hazel dingin.
"Kenapa responmu begitu?"
"Memangnya responku harus seperti apa?"
Hazel kemudian mendengus.
"Terlalu asik mengobrol dengannya, sampai melupakan kehadiranku," ucap Hazel, sembari membuang muka ke jendela.
"Hah? Siapa yang melupakan kehadiranmu? Kau sendiri yang hanya diam saja," kata Bangchan.
"Kau seharusnya tahu kenapa aku diam saja,"
"Apa? Karena kau tidak suka Yuji?"
"Ck, tentu saja bukan itu! Apa alasanku tidak menyukainya?"
"Karena dia pernah menyukaiku, dan sekarang masih mengincarku,"
"Hah, aku tidak terlalu peduli tentang itu, kau sudah jadi milikku, jadi kau akan tetap jadi milikku, kecuali kau sendiri yang pergi. Coba kau pikir, kenapa tadi aku hanya diam saja, bukan karena marah!"
"Karena kau tidak punya topik,"
"Itu kau tahu, seharusnya kau membuatku masuk ke dalam obrolan, dengan tidak hanya membicarakan masa lalu kalian. Aku jadi merasa tidak dihargai tadi, kalau kau hanya mau mengobrol dengan Yuji, makan saja berdua, tidak usah ajak aku," omel Hazel.
Bangchan sedikit terkejut mendengar omelan Hazel, selama ini Hazel tidak pernah mengomel, baru kali ini. Dan entah kenapa ia malah senang mendengarnya.
"Harusnya kau masuk saja ketopik, mengalihkan pembicaraan kami,"
"Oh, jadi itu salahku?"
"Aku tidak menyalahkanmu, tapi memang seharusnya begitukan?"
"Apa yang harus dibicarakan? Perawatan wajah apa yang Yuji gunakan? Apa merk tas atau pakaiannya? Apa merk lipstick-nya, begitu maksudmu?"
"Kalau itu bisa menjadi topik, kenapa tidak?"
Hazel menatap tajam Bangchan.
"Tidak ada yang aku sukai dari penampilan, jadi aku tidak berminat membahasnya."
"Sekarang kau kesal, lalu aku harus melakukan apa?"
Hazel hanya diam, ia sendiri tidak tahu Bangchan harus apa.
"Baiklah, aku minta maaf sudah mengabaikanmu," ucap Bangchan, "Aku tidak bermaksud mengabaikanmu,"
"Ya, baiklah." Jawab Hazel ketus.
"Kau memaafkanku? Tapi sepertinya belum,"
Hazel tidak menjawab, ia melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian memejamkan matanya.
"Ya, sudah kalau masih marah, aku bisa apa? Kau sepertinya butuh waktu sendiri," kata Bangchan.
"Aku tidak butuh waktu sendiri,"
"Lalu apa maumu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bo2s | Bangchan ✔
FanfikceKetika dua orang bossy yang selalu ingin mendominasi disatukan, inilah yang akan terjadi rate: 18+ (karena temanya pernikahan, mungkin sesekali akan ada pembahasan dan sedikit adegan dewasa, tapi bukan berarti isi cerita vulgar. i hope you understan...