Bangchan akhirnya masuk ke dalam apartemen Hazel, dan duduk di sofa ruang tamu.
"Kau mau minum sesuatu?" tanya Hazel yang baru menutup pintu.
"Tidak usah, aku tidak akan lama,"
Hazel mengambil baskom es krim, kemudian pergi ke belakang untuk meletakannya di kulkas. Selama Hazel di dapur, Bangchan memperhatikan setiap sudut ruang tamu.
Saat pertama kali datang ke sini, ia tidak memperhatikannya, karena fokus mencari Hazel saja.
Rumah Hazel rapi dan bersih tanpa adanya pajangan ataupun foto, perabotannya juga sedikit. Sepertinya tidak terlalu repot kalau mau pindahan nanti.
Hazel tak lama kemudian kembali dan duduk di samping Bangchan, sembari mengambil kotak berisi donat.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Bangchan.
"Heumm... sudah tidak terlalu buruk," jawab Hazel.
"Bilang saja padaku kalau kau merasa cemas lagi," tutur Bangchan.
"Bagaimana denganmu? Memangnya kau tidak pernah cemas? Setahuku semua manusia mengalaminya,"
"Aku akan minta bantuanmu juga, kita kan partner, jadi harus saling membantu dan bekerjasama kan?"
"Aku masih merasa belum terbiasa dengan status kita," gumam Hazel.
Ia kemudian melihat cincin nikah yang terpasang di jarinya, rasanya masih terasa aneh, janggal, tidak terima dengan status barunya.
Bangchan tiba-tiba menggenggam tangan Hazel, membuat gadis itu berhenti menatap cincin nikahnya.
"Pernikahan kita belum resmi terdaftar, kau mau mendaftarnya kapan?" tanya Bangchan.
Hazel menggelengkan kepalanya, "Pikirkan masalah seperti itu nanti,"
"Heum, baiklah,"
Kemudian tidak ada yang berbicara lagi, Hazel mulai menyantap donatnya, sementara Bangchan hanya memperhatikan.
"Kau masih sesak napas?" celetuk Bangchan.
Hazel tidak menjawab, hanya menatap Bangchan sekilas kemudian menghela napasnya.
Bangchan menggeser duduknya jadi lebih dekat dengan Hazel, ia mengulurkan sebelah tangannya untuk membersihkan sekitar mulut Hazel yang celemotan coklat menggunakan ibu jari, lalu tiba-tiba merengkuh gadis itu menggunakan satu tangan.
Hazel tentu saja terkejut, ia awalnya ingin melepaskan diri dari pelukan Bangchan. Namun saat pria itu menepuk punggungnya, ia mengurungkan niatnya, dan malah menyandarkan kepalanya di bahu Bangchan.
Napas Hazel yang sebelumnya masih sesak, perlahan mulai lega, meskipun tidak sepenuhnya.
°°°
Hazel telat datang ke kantor, membuatnya harus bekerja tanpa jeda. Ia juga harus menulikan telinganya, dari bisik-bisik karyawan yang kesal padanya karena kemarin hilang tanpa kabar, dan sekarang telat datang ke kantor, sehingga beberapa pekerjaan dibebankan pada karyawan.
Meskipun banyak yang segan padanya, tidak sedikit pula yang berani padanya, dan Hazel harus kebal dengan semua itu.
Tidak terasa hari pun sudah mulai malam, Hazel memutar sejenak kursinya ke belakang, untuk melihat pemandangan dari jendela di ruangannya yang besar. Menatap tanpa ekspresi bangunan-bangunan tinggi yang mulai menyalakan lampu-lampunya.
Tok-tok-tok
Pintu ruangannya tak lama kemudian terdengar diketuk, yang membuat Hazel otomatis memutar balik kursinya ke arah meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Bo2s | Bangchan ✔
FanfictionKetika dua orang bossy yang selalu ingin mendominasi disatukan, inilah yang akan terjadi rate: 18+ (karena temanya pernikahan, mungkin sesekali akan ada pembahasan dan sedikit adegan dewasa, tapi bukan berarti isi cerita vulgar. i hope you understan...