MCH • [05]

14K 604 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading

๏๏๏

Setelah bercerita banyak dengan bi Asih, Ica pun berniat naik ke lantai dua untuk untuk mandi sore, karena tadi ia sempat diberi tahu Gavin soal kamar mereka yang ada di lantai dua.

Ica bergegas menaiki tangga satu persatu, sampai dilantai dua Ica celingak celinguk mencari kamar Gavin,

"Buset ini rumah udah kaya Istana Kerajaan aja, luas banget gila,  naik tangga aja capek" Ujar Ica sambil mengatur napasnya.

"Kamarnya dimana ya?" Tanya Ica pada dirinya sendiri.

Dari pada pusing Ica menghampiri satu persatu pintu yang ada disana,

Pintu pertama, terkunci,
Ica menatap heran,  lalu berganti ke pintu kedua, terkunci juga, lalu ia mendengus kesal,  ia berjalan lagi menuju pintu ketiga dan--

Terkunci juga.

"Haisshh, ini ngapain semua pintu dikunci coba" maki maki Ica pada pintu.

Lalu Ica berbalik berjalan menuju pintu terakhir, mungkin.
Ia melihat pintu itu sepertinya berbeda dari yang lain, lebih besar mungkin, atau lebih mewah?
lalu ia mencoba memegang knop pintu tersebut dan--

Cklek

Berhasil, girang Ica lalu masuk kedalam kamar tersebut, 
setelah menutup kembali pintu itu,  Ica berbalik dan

"AAAAAAAA" teriak Ica sambil menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.

Karena didepannya tengah berdiri sosok suaminya yang hanya terbalut handuk putih,  dan memamerkan tubuh atletisnya.

Jujur Ica baru pertama kali melihat laki laki telanjang dada secara live,
Walaupun poster yang ada di kamar rumahnya dulu juga 90% laki laki yang bertelanjang dada memamerkan otot otot perutnya,  tapi ini terlihat berbeda,  ini Gavin,  suaminya.

Gavin yang mendengar teriakan Ica pun, mengerutkan dahinya, aneh?!

"O-om pake baju" suruh Ica dengan gugup.

Gavin pun memandang Ica sejenak lalu berjalan masuk menuju walk in closet.

Cklek, suara pintu tertutup.

Ica mengintip dari sela sela jarinya,  memastikan sosok tadi sudah pergi,  dan benar Gavin sudah hilang dibalik pintu,  Ica pun menurunkan tangannya dan bernapas lega.

"Duh tidak baik nih buat kesehatan jantung gua" gerutu Ica.

Setelah menormalkan detak jantungnya, mata Ica menatap takjub kamar yang tengah ia tempati sekarang, ini terlihat--

Aah bahkan tak bisa diucapkan dengan kata kata, ini terlalu mewah bagi Ica, kamarnya dulu mungkin lebarnya separuh dari kamar ini.

Kamar yang didominasi warna Grey, sangat indah puji Ica dalam hati.
Terdapat satu kasur king size, sofa panjang,  dan kursi santai didalamnya.

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang