Bacanya selow aja ye guys Nikmati ceritanya Karna rada pendek, masalahnya kalean dah neror mulu, jadi gak tega up lama lama T_T
Happy Reading ♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
๏๏๏
Sebulan dari hari dimana Gavin bertugas untuk meresmikan awal pembangunan resort cabang di London sudah tiba.
Dan kini Gavin tengah bersiap untuk segera pergi, dia tak perlu buru buru untuk naik pesawat, karna ia memiliki jet pribadi.
Makanya sekarang Gavin tengah pusing mendegarkan ocehan makhluk peliharaannya yang terus merengek untuk ikut dengannya.
"Gavinn ikuutt!"
"No"
"Gavinnn"
"No, kamu harus kuliah"
"Aku bisa cuti beberapa hari, ayolah aku ingin ikut, aku belum pernah jalan jalan ke London Gavin!" rengek Ica
"Aku bekerja, bukan untuk berlibur, mengertilah" pengertian Gavin.
"Tapi aku pengen ikut" mata Ica sudah berkaca kaca
"Sekali No tetap No" final Gavin lalu beranjak turun ke bawah untuk sarapan.
"Aku aduin mama lho" Ica mengancam Gavin dengan menyangkutkan mamanya
"Terserah" Gavin masih tetap berjalan dan masih terus diekori Ica dari belakang.
"Gavinnn ikutt yaa" sambil memasang puppy eyesnya Ica masih merengek disamping Gavin yang sudah mulai memakan sarapannya.
Ah Gavin gemas sekali, namun seperti biasa Gavin tetap memasang wajah datar, tak tega juga namun ia tak bisa membawa Ica untuk urusan kerjanya.
Gavin sudah menghabiskan sarapannya, namun Ica tak menyentuh makanannya sama sekali,
Gavin melirik Ica disampingnya yang menelungkupkan kepalanya di meja makan sambil menatap Gavin sendu.
Gavin menghela napas "Makan" namun Ica menggelengkan kepalanya.
"Makan gak" perintah Gavin dengan mata tajamnya,
Ica berdecak kesal lalu memakannya, Gavin masih duduk disampingnya, sampai makanan di piring Ica tandas.
Gavin berdiri "Pak Asep bawakan koper saya ke Mobil" panggil Gavin pada pak Asep yang sudah menunggunya di pintu utama
Gavin berjalan menuju keluar, Ica masih saja membuntutinya, saat hampir mencapai pintu utama, Ica langsung menghadangnya di pintu dengan merentangkan kedua tangannya, padahal masih kalah lebar dengan pintunya.
Gavin berhenti dari langkahnya saat dihadang oleh Ica, Ica menatapnya dengan wajah yang dibuat semelas mungkin.