Aku mau 15 vote buat up part selanjutnya bisa?? Harus bisa.
Happy Reading ♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
๏๏๏
Mobil Gavin berhenti di depan gedung kampus Ica, namun Ica tak kunjung keluar, malah menyodorkan tangannya, Gavin menatap Ica dengan heran,
Detik berikutnya ia baru paham, lalu mengambil dompet dalam sakunya, dan mengambil satu Black Card, dan meletakkan di telapak tangan Ica yang menggantung.
"Nih" Ucap Gavin.
Ica memngernyitkan dahinya" Siapa yang minta ginian" Ucap Ica yang masih memegang kartu kotak yang menyimpan segudang uang tersebut,
"Lalu" lanjut Gavin.
"Ck" decak Ica, suaminya ini bodoh apa gimana,
"Salim"lanjut Ica,
"Hah?" Gavin tak salah dengar kan?
"Udah tua budek lagi" ucap Ica malas,
Gavin sontak melotot mendengar kalimat itu, bisa bisanya gadis didepan ini berani mengatainya, bahkan sering, selama ini mana ada yang berani mengatainya didepannya langsung seperti itu.
Ica dengan inisiatifnya menarik tangan kanan Gavin dan mencium punggung tangan kekar Gavin,
Gavin yang merasakan bibir Ica menempel pada punggung tangannya pun terkejut, ada rasa bergetar didadanya, dan sialnya Ica belum juga melepaskannya, ia sengaja atau bagaimana, Gavin menarik paksa tangannya tak mau berlama lama tangannya dipegang Ica
"Kau ini salim apa sungkeman, lama sekali" ucap Gavin sambil mendengus,
"Tangan om bau" bukannya menjawab pertanyaan Gavin, Ica malah meledek Gavin.
Gavin dengan reflek langsung mencium tangannya sendiri yang baru saja dicium Ica, tapi Gavin tak mencium bau apapun, Gavin melirik Ica yang sudah tertawa terbahak bahak.
"Pembohong"Cibir Gavin.
"Hahaha, salah sendiri mau dibohongin" disisa tawanya Ica pun membalas perkataan Gavin,
"Sana keluar" usir Gavin.
"Jahat sekali kakandah mengusir adindah" balas Ica sambil mendrama.
"Keluar Ica" Ucap Gavin sekali lagi dengan meninggikan sedikit nada suaranya, sudah habis kesabaran Gavin melihat tingkah Istrinya ini.
