MCH • [16]

10.7K 460 9
                                    

Mau doble up?
Vote lah, jangan pelit

Happy Reading ♡

Happy Reading ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

๏๏๏

Setelah kejadian kemarin, Ica sudah tak lagi mendekati area dapur, bukannya tidak mau, tapi Gavinlah yang melarangnya, dan memperketat penjagaan di dapur.

Seperti biasa Ica masih tidur disaat Gavin sudah siap untuk berangkat ke kantor.

Gavin sampai heran, ada ya cewek yang kaya gini, padahal dia juga ada kuliah hari ini?

Namun Gavin juga tak berniat untuk membangunkannya, ia berjalan keluar kamar untuk sarapan,

"Bi Asih" panggil Gavin, setelah menyelesaikan sarapannya.

"Iya tuan, ada yang bisa saya kerjakan?" tanya bi Asih,

"Jika Ica tak juga keluar, tolong bangunkan dia" perintah Gavin

"Baik tuan" bi Asih mengangguk mengerti.

"Saya pergi dulu" Gavin beranjak dari duduknya,

"Hati hati tuan" Gavin menanggapi dengan anggukan kepala.

Gavin langsung menjalankan mobilnya menuju kantor.

Satu jam berlalu, Ica tak kunjung keluar,  bi Asih berniat membangunkan nonanya, ia mengetuk pintu beberapa kali, sampai terdengar suara dari dalam walau samar samar,

"Non sudah bangun? Non tidak kuliah?" tanya bi Asih

"Sudah bi, iya" jawab Ica dari dalam
Kamar

"Baik non" bi Asih kembali ke bawah setelah memanggil Ica,

Ica menguap lebar, Ica mengerjapkan matanya, namun ia mengernyitkan dahinya, ia merasakan sesuatu,

Ahh mengapa perutnya melilit di pagi hari, tidak mungkin kan ia kelaparan,
Beberapa saat, perutnya semakin sakit, punggungnya juga berasa mau patah,

Ia mencekram kuat perutnya, merasakan sakit diarea itu, ia meraih handphone nya, dengan mata yang masih terpejam menahan rasa sakit,

Ia melihat kalender handphone, sial ini jadwal datang bulannya, Ica menggerutu dengan kesal,

Ia melihat jam, ternyata sudah jam 8, pasti Gavin sudah berangkat, dan ia harus pergi kuliah dengan siapa?
Tapi, apa bisa ia kuliah dengan keadaan seperti sekarang,

Ica membuka room panggilan, mendial nomor Nessa, tak beberapa lama Nessa mengangkat telfonnya

"Kenape lu" suara di sebrang

"Ijinin gue, gue gak berangkat" jawab Ica

"Enak bener lu gak berangkat"

"Udah deh gausah banyak bacot"

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang