Happy Reading ♡
๏๏๏
Pagi hari telah tiba, Gavin sudah bersiap sedari tadi, kini ia tengah menyusun oleh oleh, walaupun tidak banyak, kalau saja Gavin tak memikirkan istrinya, tak mungkin ia repot repot membawa beberapa bingkisan ini, Gavin merasa kasihan saja saat terakhir pertemuan mereka, makanya ia berinisiatif membelikan oleh oleh,
Saat dirasa udah siap Gavin langsung meluncur kebandara bersama dengan Gerry,
"Kemarin sehabis meeting kemana Vin?"Tanya Gerry saat tengah duduk disamping jok mobil Gavin,
"Ada urusan sedikit"
"Urasan apa? Kok kok ga ngajak ngajak?" tanyanya lagi,
"Gapenting"
Gerry yang malas pun memilih duduk dan diam sembari melihat jalanan kota London,
Sesampainya di bandara, Gavin berjalan beriringan dengan Gerry,
"Gavin!!" Gavin yang merasa terpanggil pun menoleh, ternyata Michelle,
"Siapa Vin?" tanya Gerry
"Temen masa kecil, dia mau ikut ke Indonesia" jawab Gavin sambil berjalan menghampiri Michelle
"Sudah lama menunggu?" tanya Gavin kepada Michelle
"Tidak juga, yuk bentar lagi take off" dan diangguki oleh Gavin,
Gerry yang dari tadi hanya menonton menatap Michelle dari atas sampai bawah, agak tidak suka dengn perempuan didepannya itu, entah mengapa,
Kemudian mereka bertiga berjalan menuju pesawat.
Saat dipesawat pun Michelle dengan sengaja duduk sebelah Gavin terlebih dahulu sebelum Gerry menempatinya,
Gerry pun menatapnya dengan pandangan tidak sukanya, walau tidak terang terangan,
Ditambah lagi saat Michelle menumpukan kepalanya dipundak Gavin, dan Gavin tidak menolaknya, membuat Gerry geram sendiri,
Belasan jam sudah mereka tempuh, dan kini pesawat yang ditumpangi Gavin, Gerry, dan Michelle sudah landing di Indonesia,
Di Indonesia ternyata sudah larut malam, dan langkah Gavin terhenti saat dicekal oleh Michelle,
"Bolehkah aku menginap dirumahmu Gavin? Ini sudah sangat larut untuk ke Hotel" tanya Michelle,
"Alesan" gumam Gerry yang tak didengar oleh Michelle
Gavin terlihat berpikir, ingin menolaknya namun ia juga tak ingin memberi kesan buruk kepada sahabat lamanya,
"Baiklah" jawab Gavin,
Gerry pun melotot, "Vin, tapi kan lu udah-"
"Gapapa, kasian udah malem, lagian cuma semalem saja kan?" tanya Gavin yang langsung diangguki oleh Michelle,
Gerry menatap sinis mereka yang sudah berjalan terlebih dulu, lalu Gerry memutuskan pulang naik taksi,
Gavin juga menaiki taksi bersama dengan Michelle,
Kini mereka sudah berada di Mansion, Gavin memencet bel, saat bel pertama tak ada jawaban, bel kedua juga tak ada, lalu bel ketiga, pintu terbuka,
"Tuan" Gavin pikir Ica, ah dia sangat berharap sekali bukan,
"Antarkan Elle ke kamar tamu bi" perintah Gavin,
"Baik tuan, mari nona"
"Aku pergi dulu, selamat malam Avin" ucap Michelle sambil tersenyum, lalu berjalan mengikuti bi Asih,
Gavin juga berjalan menuju kamarnya, ia membuka dengan perlahan, gelap, hanya ada lampu tidur remang remang sebagai pencahayaan,
Gavin menyeret koper dengan hati hati, kemudian ia berjalan mendekati ranjang, Gavin berjongkok disisi ranjang, melihat Ica yang tertidur pulas,
Senyum tipis terulas dibibir Gavin, ia merapikan anak rambut yang menutupi wajah Ica, mendekatkan bibirnya ke bibir Ica, dan,
Shitt
Gavin langsung tersadar akan tindakannya, lalu memejamkan matanya, agar tak mencium Ica,
Gavin berdiri, dan beranjak kekamar mandi untuk membersihkan diri juga mengganti pakaiannya di walk in closet,
Gavin naik keranjang, menikmati empuknya kasur sembari melemaskan ototnya, meletakkan kedua tangannya dibawah kepala sebagai bantalan, dengan tidur terlentang,
Saat ingin memejamkan matanya, Gavin kaget saat ada sesuatu yang menimpa dadanya, ternyata tangan Ica,
Gavin menoleh kearah Ica, masih tidur, mungkin ia tak sadar posisinya seperti memeluk Gavin,
Gavin memiringkan badannya perlahan, dan masih membiarkan tangan Ica diatas tubuhnya, Gavin melihat kearah Ica, menatapnya cukup lama, jujur Gavin merindukannya, entah mengapa
Gavin mendekat, meraba pinggang Ica dan memeluknya secara perlahan agar tak mengganggu Ica,
Tak disangka, Ica malah merapatkan pelukannya dan menempelkan pipinya didada Gavin,
Gavin menunduk menatap Ica, mata Ica menyipit lalu bargumam,
"Hmm, saking kangennya sampe berasa meluk Gavin" dengan mata terpejam Ica mengigau,
Gavin yang mendengar pun ingin sekali tertawa, ternyata tak hanya dia namun Ica juga merindukannya,
Gavin mengelus dahi Ica, mendekatkan bibirnya dan-
Cup
"Good night my childish wife" bisik Gavin, lalu memejamkan matanya,
Gavin berani melakukannya hanya karna Ica sedang terlelap, coba saja kalu tidak, gengsinya masih gabisa dihancurkan
๏๏๏
TBC!
Ayo siapa yg udah neror trus buat up, cung sini☝️
Maap part ini pendek bngt soalnya, aku gatega sama kalian yg udah nungguin
Author tantang 100 vote buat lanjut, kira" berapa bulan nyampe target
Makasih yang udah setia sama Gavin dan Ica, jangan bosen" buat nungguin mereka jadi bucin yaa, Gavin udah mulai ada perubahan tuhh,
Oh ya, orang ketiga enaknya diapain tuh? Comen yg banyakkk
See you next part..
Sabtu, 13/11/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband
RomanceWARNING!! ⚠️ Gimana jadinya seorang gadis yang manja, childish, disatukan dengan sosok pria dingin minus ekspresi semacam Gavin? ** "Mau ngapain kamu? " tanya Gavin. "Mau berkebun, ya tidur lah" jawab Ica sinis. "Siapa yang suruh kamu tidur disin...