MCH • [15]

11.4K 495 7
                                    

15 vote, gamau tau!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15 vote, gamau tau!!

Happy Reading ♡

๏๏๏

Baru saja Gavin tiba dirumah, tapi ia mendengar suara gaduh dari arah dapur, pasti istri  yang membuat ulah, dan benar saja, istrinya tengah menangis, entah apa yang membuatnya menangis, Gavin bergegas menghampirinya,

"Ada apa?" tanya Gavin

Sontak kedua orang dihadapannya terkejut, terlihat bi Asih yang gugub melihat kedatangan Gavin dengan aura menyeramkan,

"Maaf tuan, maaf,  saya sudah melarang nona untuk membantu saya,  namun nona Ica memaksa, dan sekarang tangannya tergores pisau" jawab bi Asih dengan takut,

Gavin sontak melihat darah yang mengucur dari jari istrinya, ia bergegas membawa tangan Ica ke arah wastafel,  dan membiarkan air mengalir mengenai luka itu,

"Hiks, sakit" lirih Ica

"Ambilkan saya plaster" perintah Gavin

Bi Asih dengan cepat langsung mencari kotak pertolongan pertama itu,  mencari obat merah dan juga plaster,

"Ini tuan" ucap bi Asih, sambil menyodorkan obat luka,

Gavin membawa Ica duduk di ruang makan dan meneteskan obat merah ke luka di jemari Ica,

"Awhss.." ringis Ica saat merasakan obat merah itu mengalir di lukanya,  perih sungguh,

"Sudah saya bilang, tak usah mencoba hal tidak bisa kamu lakukan" desis Gavin tajam,

Ica yang mendengar nada tak bersahabat itu pun menciut, ia sungguh takut dengan Gavin yang sekarang

"Ta-tapi aku ingin melakukan tugas seorang istri" cicit Ica dengan nada rendahnya,

"Tidak dengan merepotkan orang lain!!" sentak Gavin lalu meninggalkan Ica

Air mata Ica kembali luruh "Ma-maaf" lirih Ica yang pasti tak di dengar oleh Gavin, karena sudah menjauh dari pandangan Ica,

Gavin benar, ia merepotkan, merepotkan orang orang disekitarnya, Ia memang tak becus menjadi seorang istri, memasak saja tak bisa,  ia jadi ingat perkataan mom nya dulu,  mau dikasih makan apa suaminya kalau istrinya saja tak bisa memasak,

Ica terisak kembali, ia juga ingin bisa memasak, tak mungkin kan ia bisa masak kalau hanya di bawah pengawasannya mommy nya saja? Ia sudah besar, ia tau itu, tak seharusnya ia begini,

"Non udah ya jangan menangis" ucap bi Asih lembut

"Ma-maafin Ica bi, hiks" ujar Ica sambil masih terisak,

"Tak perlu non,  seharusnya  bibi yang minta maaf, tak bisa jagain non Ica" ucap bi Asih lagi.

"Hiks Ica ngrepotin bibi, bener kata om Gavin, Ica ngrepotin semua orang hiks" Ica masih saja berbicara sambil sesenggukan,

My Cold Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang