Tiffany memiliki arti titisan Dewi. Nama ini sempat populer di Inggris tahun 60an seiring dengan naiknya popularitas film Breakfast at Tiffany's. Di Amerika sendiri, nama ini populer di tahun 80an hingga 90an.
Seperti namanya, sosok Tiffany selalu digambarkan penuh dengan kebaikan layaknya seorang dewi. Namun, itu hanya nama. Tiffany tetap saja manusia.
"Hanya enam bulan?" tanya Tiffany tercengang mendengar sisa tahanan suami Ema ditambah potongan masa tahanan.
"Karena itu, kita harus menambah berat tuntutan. Latar belakang keluarga masih bisa menamenginya," Maudy memberi penjelasan.
Tiffany memijiti sisi keningnya. Masalah Ema semakin rumit saja. Masalahnya jika hanya enam bulan, tak akan memberikan efek jera pada pelaku dan jelas tak akan sebanding dengan derita Ema juga trauma Rio.
"Lalu kita harus bagaimana?" Kedua tangannya mengetuk-ngetuk meja untuk mencari jalan keluar dari masalah ini.
Maudy mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya. Beberapa lembar kertas yang dimasukan ke dalam amplop. "Ini riwayat kasus yang dialami Thomas. Sebelumnya ia sempat dilaporkan atas kasus kekerasan terhadap bawahannya juga kenalan. Kebanyakan dicabut karena uang tutup mulut."
"Kalau begini kita nggak bisa pakai untuk menambah berat tuntutan. Orang-orang yang sudah ditutup dengan uang tentu tak akan berani bicara lagi."
Maudy menggeleng. Ia geser vas kaca dengan sebatang bunga carnation di dalamnya. "Kita fokus kasus ini. Kamu lihat! Ini laporan yang dibuat oleh Ema."
Mata Tiffany terbelalak. Laporan itu atas kasus pemerkosaan dan yang membuat Tiffany tercengang adalah tahun kejadian itu, tepat tahun yang sama saat Ema menikah.
"Kasus ini dihentikan karena Thomas mau bertanggung jawab dengan menikahi Ema. Hal ini bisa kita ungkap kembali." Maudy menekan-nekan permukaan dokumennya.
Hati Tiffany kacau. Ia yang selama ini menyalahkan Ema karena membuat Daniel ingin bunuh diri ternyata tak begitu. "Jadi Ema menikah dengan Thomas karena pria itu memperkosanya?"
Maudy mengangguk. "Bayangkan seberapa besar trauma Ema harus tinggal serumah dengan pria yang merenggut kesuciannya. Malah kamu bisa baca di kronologinya. Thomas sengaja memancing Ema datang ke rumahnya dengan alasan ayah Ema sakit. Artinya ini dibuat dengan perencanaan."
Tangan Tiffany bergetar. Ia remas taplak meja ungu tempat ia dan Maudy mengobrol di kantornya. "Dy, aku boleh minta tolong, nggak? Soal fakta ini, jangan beri tahu Daniel, ya? Jangan tanya kenapa, tolong jangan beri tahu dia," pinta Tiffany.
Jujur Maudy sendiri bingung kenapa Tiffany harus meminta hal seperti ini. Daniel sendiri sudah menekankan jika masalah Ema sudah ia kuasakan pada Tiffany.
Tak lama setelah Maudy pergi, Tiffany menenggelamkan wajah di atas lipatan tangannya di atas meja. Air mata menetes dengan penuh rasa takut.
"Salahnya apa? Aku juga berhak bahagia. Daniel itu punyaku. Tentu aku harus mempertahankannya. Aku relakan Dylano direbut, tapi tidak dengan Daniel," tegas Tiffany.
Ia bangkit dan mengusap air matanya. "Maaf Kak Ema. Aku mungkin sudah tega, tapi aku berjuang dengan Daniel sampai sejauh ini. Aku nggak mau dia pergi begitu tahu alasan kamu meninggalkannya. Kemana aku mencari kekasih hati selain Daniel?"
Batinnya bergejolak. Sisi dirinya yang bagaikan Dewi bertarung dengan sisi kemanusiaannya. Ia turun dari kantor ke lantai satu. Begitu membuka pintu toko, ia temukan Daniel sudah duduk di atas kap mobil di parkiran.
Tiffany berlari menuju pria itu. "Maaf lama," ucap Tiffany.
"Kapan sih aku lelah menunggu kamu? Buktinya sampai sekarang saja masih di sini," timpal Daniel. Sesulit apapun, Tiffany masih berusaha tersenyum.
"Kita pergi fitting baju pengantin sekaranng?"
Tiffany mengangguk. Lekas ia naik ke dalam mobil sedan Daniel. Berdua melintasi jalan raya di Kota Bandung yang rimbun akan pepohonan. Sesekali Tiffany menatap Daniel. Tangannya meraih lengan pria itu lalu menyandarkan kepala di sana.
"Kamu lagi banyak pikiran?" terka Daniel. Tiffany menggeleng. "Oh iya, bagaimana tentang kasus Ema? Apa kalian berhasil membuat permohonan remisi Thomas ditolak?"
Tiffany memejamkan mata. "Bisakah kalau kita sedang berdua tak perlu bahas orang lain?" pinta Tiffany.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu Tanpa Pasangan (TAMAT)
RomancePercuma aku mengejar matahari. Dia saja turut kemana aku pergi. Jika malam aku tidur, ia hilang. Begitulah Dylano. Tidak seperti kamu. Tidak jelas adanya kenapa. Perginya juga kenapa. 🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁 Daniel dan Tiffany ditinggal menika...