Siska berjalan dengan santai, tangan kanan nya memegang makanan favorit nya setelah martabak, seblak.
Ia sesekali tersenyum dan membalas sapaan sapaan para karyawan Mami nya, ia berhenti di depan pintu yang tak jauh dari ruangan Mami nya, dengan segera ia membuka pintu itu tanpa mengetuk nya terlebih dahulu.
"Tugas lo apaan sih?" ujar Siska saat melihat laki laki berperawakan Asia sedang fokus mengetik di laptop nya.
"Astagfirullah terkejut Abang." Laki-laki ini mengusap dada dramatis. "Lain kali ketuk pintu dulu, Neng, kalo ga salam 'assalamualaikum calon imam' gitu!"
Siska melirik sinis laki-laki ini, lalu melangkah kan kaki nya ke arah sofa berwarna hijau tosca yang tersedia di ruangan itu. "Masa iya lo ngecek data bulanan aja gak bisa?"
Ia membuka seblak nya, dan otomatis aroma seblak menyebar ke setiap sudut ruangan. "Gue tuh capek tiap bulan disuruh chek mulu!"
"Halah sok cape, lo juga kesini hampir tiap Minggu nyolongin baju." Laki laki ini melirik Siska yang sedang memasukan seblak ke dalam mulutnya. "Lagian ... lo disuruh tuh biar ada kerjaan." Ia berjalan ke arah Siska.
"Ngapain lo duduk di sebelah gue? Kerja sono, kerjaan lo masih banyak."
Kevin David Campballe, laki-laki blasteran Indonesia-Amerika ini adalah owner di butik milik Bela. Kevin bisa dibilang tangan kanan Bela, ia sudah bekerja cukup lama di butik ini. Karena itu ia sudah akrab dengan Siska.
Usia Kevin hanya berselang 3 tahun oleh Siska, Kevin yang berusia 23 tahun dan Siska yang berusia 20 tahun.
"Bagi dong." Kevin melirik seblak Siska.
Siska berdecak, "Culametan pisan," ucapnya dengan tangan kanan menyuapi Kevin.
Lalu hening, Siska yang fokus pada makanannya dan Kevin yang kembali menjalankan kewajiban nya.
"Kan udah sering gue bilang, kalo makan seblak jangan pedes-pedes." Kevin melirik Siska yang mata nya sudah berair seperti orang menangis karena saking pedasnya, ia juga sesekali mendesis.
"Meh meh meh," cibir Siska, Kevin hanya menggelengkan pelan kepalanya lalu fokus pada layar laptopnya lagi.
Setelah selesai dengan makanan nya, Siska menopang dagu dengan tangan kanan nya dan menatap curiga pada Kevin, Kevin yang merasa sedang ditatap dengan tatapan mengintimidasi pun menoleh. "Why?"
"Kok gue curiga ya sama lo?" ujar Siska tanpa memutuskan kontak mata pada Kevin.
Kevin menautkan alisnya. "Curiga kenapa?"
"Lo ada hubungan lebih ya sama mami?"
"Seriously lo mikir gitu? Ya ampun." Kevin tertawa geli. "Mami lo kan 'dah jadi Sugar Momy nya si Adit."
Siska mencerna ucapan Kevin, ada dua hal yang mengganjal fikiran nya, pertama, mengapa Kevin bisa kenal dengan Adit, dan yang kedua "Mami lo kan 'dah jadi Sugar Momy si Adit.
"Kok lo kenal sama Adik?" tanya Siska.
"Adit." Kevin membenarkan. "Iya, waktu itu pernah dibawa ke sini. Cuma dua kali si." Ia berjalan dan meletakan bokong nya di sebelah Siska, lagi.
Oke, pertanyaan pertama sudah terjawab. "Terus kalo mami belum punya peliharaan lo mau gitu sama mami?"
"Apa sih, Sis? Enggak usah mengada-ngada." Kevin menyenderkan punggungnya.
"Lah, kenapa? Mami cantik, walaupun masih cantikan gue." Siska merapihkan rambutnya. "Si Adib aja mau."
"Adit," koreksi Kevin lagi, Siska hanya menaikan kedua bahunya acuh lalu meneguk mogu-mogu nya. "Karena gue gak suka lah bego!" Kevin menjawab pertanyaan Siska sambil menoyor kening Siska dengan jari telunjuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Mami
ChickLit15+ Bercerita tentang seorang ibu dan anak yang sering kali bertengkar hanya karena masalah kecil, mereka memang tidak dekat, Siska. Gadis ini lebih dekat ke almarhum ayahnya. saat sang ayah meninggal dunia, hubungan antara ibu dan anak ini semakin...