"Tasnya jelek-jelek. Gak level!" Siska juga berjalan ke arah kamarnya.
Selama perjalanan ke kamar, mulut Siska tak dapat berhenti menggerutu.
"Hih! Gedek sama Mami!" Ia menghentakan kaki.
Siska menghentikan langkah. "Gak mau gue minjem tas Mami lagi!" Lalu menatap pintu ruangan tempat Bela menyimpan semua tas koleksinya.
"Mending main sama Om David." Ia mengirim pesan pada pacar tuanya.
Saat ingin melanjutkan langkahnya, pintu yang sedari tadi ia tatap terbuka dan menampakan Bi Fatma yang baru selesai membersihkan ruangan itu.
Bi Fatma seperti kewalahan membawa ember, kain pel, dan juga sapu. Karena Siska sebenarnya anak yang baik-walaupun mines akhlak-Siska pun menghampiri Bi Fatma.
"Bi, buset. Bawa hiji-hiji elah Bi kalo gak bisa," ujar Siska mengambil alih sapu yang ada di tangan kiri Bi Fatma.
Bi Fatma bergerak gelisah. "Duh, Neng. Bibi kebelet. Jadinya mau buru-buru."
"Hih yaudah Bibi ke kamar mandi aja, ini biar aku yang bawa ke belakang."
"Emangnya ga papa, Neng?"
"Ck." Siska mengambil kain pel dan ember yang ada di tangan Bi Fatma. "Bibi bawel, dah kayak Mami. Udah ga papa."
"Makasih ya, Neng. Sekalian di dalem ada kemoceng jangan lupa." Setelah mengatakan itu Bi Fatma berjalan dengan cepat sambil memegangi perutnya.
Siska melongo. "Pengen ngatain 'gak tau diri' takut kualat."
Siska mengambil ponsel yang ada di saku celananya lalu mencari satu kontak dan menelfonnya. Begitu tersambung ia berkata, "Olla lo gatau diri!"
"Lah kenap_"
Tutt
Siska memutuskan sambungan sepihak. Harus kalian ketahui, saat Siska ingin mengumpat orang tua, ia akan menelfon dan melampiaskannya pada Olla. Ia selalu takut kualat jika mengumpat orang tua.
lemotnya, Olla selalu tidak paham. Padahal, Siska sudah sering melakukannya.
Setelah memutuskan sambungan, Siska pun masuk ruangan tas Maminya untuk mengambil kemoceng.
"Mana si?!" Ia menyapukan pandangan.
"Hih! Tasnya jelek-jelek banget." Siska berjalan semakin dalam sembari melihat-lihat tas Maminya, dan melupakan tujuan awalnya.
"Gak level banget tuh tas sama gue." Ia melirik tas bewarna hitam yang sebulan lalu ia hilangkan di bar, beruntung Gina menyimpannya dan besoknya langsung diberikan oleh Bela.
"Gak mau minjem tas Mami lagi selama-lamanya! Pelit bat punya emak."
"Tuh liat aja, selera Mami jelek banget, model nya ngebosenin semu ... anjimmm." Matanya terhenti saat melihat tas bewarna biru dongker.
Ia mengeluarkan tas itu dari etalase. "Baru ngeliat gue."
Setelah menyelempangkan tas itu di bahu, ia berjalan ke arah cermin besar yang ada di ruangan itu. "Njir geulis pisan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Mami
ChickLit15+ Bercerita tentang seorang ibu dan anak yang sering kali bertengkar hanya karena masalah kecil, mereka memang tidak dekat, Siska. Gadis ini lebih dekat ke almarhum ayahnya. saat sang ayah meninggal dunia, hubungan antara ibu dan anak ini semakin...