14 (2)

435 69 14
                                    


Pakabar😃
.
.
Jangan lupa tinggalin jejak ya😃
.
.
.
Mau folow dulu juga gpp😃

"Neng martabaknya ketinggalan," ucap Bang Yudi lumayan keras.

"Buat Abang aja, saya 'dah kenyang!"

Menyapa pak Lukman yang sedang berkeliling. Siska pun membuka pintu rumahnya yang belum dikunci.

"Jam punya! Hape punya! Kenapa ngelanggar aturan mulu sih Fransisca?"

Belum sempat mengucapkan salam. Ucapan Siska malah tersela oleh Bela yang menggunakan nada kesal di dalamnya.

"Assalamualaikum," ucap Siska tak menjawab pertanyaan Bela.

"Walaikumsalam. Sekarang jawab!"

"Jawab apa sih, Mih?" Siska berjalan melewati Bela yang tengah duduk di sofa.

Bela segera bangkit dan menahan lengan Siska yang ingin menaiki tangga. "Kenapa pulang lewat dari jam sepuluh?"

"Lupa."

"Kamu bisa gak sih ikutin perintah Mami?!" Bela mencengkeram bahu Siska membuat sang anak buru-buru melepasnya. "Jangan ngelawan mulu bisa gak?!"

"Mih, aku cuma telat satu jam. Malah Mami lebih parah, kadang pulang jam satu, waktu itu jam dua. Eh! Yang kemarin-kemarin pulang jam tiga kan Mami? Mami aja boleh. Masa aku ngga?"

"Siska! Mami sudah besar."

"Meh meh meh."

"Kamu tinggal di rumah Mami. Jadi seenggaknya hargain lah peraturan yang Mami udah terapin."

"Hih, ini rumah aku juga, kata Papi dulu!"

"Kamu tuh anak gadis Fransisca! Gak baik pulang malem!"

"Deh sok tau, orang aku bukan gadis lagi." Siska tersenyum meledek dan menyipitkan matanya, membuat ekspresi yang semenyebalkan mungkin.

"Mami pulang malem tuh karena kerja, ngurus butik, resto deket pantai. Lah kamu, apa kesibukan kamu? Seharian sama si Kakek, gak ada faedah, buang-buang waktu," ujar Bela tak memperdulikan ucapan Siska.

"Aku? Belajar jadi istri yang baik." Lalu Siska melanjutkan perjalanan menuju kamarnya.

"Jawab terus ya Fransisca! Mami sita mobil kamu!" ancam Bela dengan berteriak.

"Yayayaa, tuh kunci mobilnya di meja makan. Sita aja terus sampe anakmu ini kena gangguan mental," balas Siska juga berteriak karena jaraknya yang semakin menjauh.

"Apa-apa sita. Gak ngangkat telfon, sita! Gak mau ke butik, sita! Gak mau disuruh, sita! Pulang malem, sita! Kalo gak mobil ya ATM. Gini amat punya emak gak kreatif. Kalo bisa request gue kasih nih. Biar hukumannya ganti, gak sita teross. Bosen njir nyita mulu kerjaannya," dumel Siska tanpa sadar sudah sampai depan pintu kamarnya.

😈😈


Siska terbangun kala mendengar suara krasak-krusuk yang amat mengganggu telinganya. Selain itu, sinar matahari pagi yang menembus jendela kacanya turut membantu, memaksa agar segera membuka mata.

Siska memutar bola matanya malas kala melihat sosok Bela yang tengah menggeledah lemarinya. Entah apa yang sedang wanita yang sudah tidak muda tetapi masih memiliki wajah yang sama cantik dengan anaknya ini lakukan.

"Ngapain dah?" Siska bertanya sambil berjalan ke kamar mandinya. Setelah lima belas menit, ia kembali dengan wajah yang lebih segar. "Ngapain si, Mih?" tanya Siska lagi yang diabaikan oleh sang ibu karena terlalu fokus mencari.

Me Vs MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang