Liat deh ke bawahhh, iya bawah yg pojok kiri, bukan bukan ke tulisan. Nah iya itu ke bintang. Pencet ye bintang nya hehe☺Udah? Makasih...!-❤
"Ah? Bi Fatma, udah pulang?" Siska menatap jutek Bi Fatma yang baru tiba. "I think, Bi Fatma udah betah tinggal di kampung, and then ngelupain aku.""Apa sih ni anak." Bela berkata tanpa menghentikan langkah cepatnya, ia melewati Siska yang menekuk bibir menatapnya yang kini masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan Pak Adih—supirnya.
"Apa sih emak-emak," balas Siska.
Bela membuka kaca jendela mobilnya sedikit. "Bi Fatma gak usah didengerin Siska-nya. Bibi istirahat aja. Kalo belum makan, makan dulu tadi saya udah masak." Mata Bela beralih pada Siska. "Saya mau ketemu klien, titip Siska ya? jangan biarinin dia keluar rumah, soalnya tadi saya denger dia telponan sama si tua bangka," ucap Bela yang tadi mendengar Siska telfonan dengan Om David.
Baru saja Siska ingin menyela, lagi-lagi Bela berucap, "Ah yang terpenting jangan sampe si tua bangka itu nginjek rumah saya. Jalan, Pak." Bela menutup kacanya setelah memberikan tatapan meledek pada Siska.
Siska hanya menatap mobil Bela yang kini melesat dengan tatapan datar.
"Mana bisa atuh, Bibi ngelupain kamu," jawab Bi Fatma yang tadi sempat tertunda.
"Ah? Really? Paling boong. Sorry ya, Bi. Aku udah gak percaya sama Bibi. Terakhir soalnya Bibi udah boongin aku." Siska memasang wajah seakan habis dikecewakan. "Katanya anaknya sakit. Tapi kok lama amett. Eh actually anak Bibi married."
Bi Fatma terkekeh geli melihat Siska yang asyik menyindirnya. "Maaf ya, Neng. Abis ini mah Bibi gak akan bohong-bohong lagi, janji!" Wanita yang sudah merawat Siska sejak kecil ini mengangkat jari kelingkingnya. Kebiasaannya dengan Siska saat gadis itu masih kecil.
Siska tersenyum, membalas kelingking itu, dan langsung memeluk wanita yang sudah ia anggap Ibunya sendiri. "Huhu, gak boleh pergi lagi..."
"Iya, engga." Bi Fatma tersenyum lembut dengan tangan yang sudah mengelus kepala Siska.
😈😈
"Bibi, aku kesel deh sama Mami," adu Siska dengan tangan yang sibuk menggeledah tas Bi Fatma, untuk mencari oleh-oleh.
Bi Fatma tersenyum kecil. Ah, ternyata dirinya pergi cukup lama belum bisa memperbaiki hubungan antara ibu dan anak itu.
Bi Fatma memasuki baju-baju ke dalam lemarinya. Ia menoleh sebentar untuk berucap, "Bu Bela kan lagi pergi, masa bisa bikin kamu kesel?" Ia tertawa kecil sebagai penutupan dan fokus kembali menyusun baju-bajunya.
"Nah malah karena itu, Bi. Mami abis masak langsung mandi, terus rapih-rapih dan pergi. Bahkan dia gak nyobain masakannya sendiri." Siska menghentikan kegiatan menggeledahnya saat menemukan apa yang ia cari.
"Dari aku kecil, ya? Mami begitu. Bedanya... dulu bela-belain kerjaan, sekarang bela-belain peliharaan."
"Neng Siska... gak boleh ngomong kayak gitu. Dulu, sama sekarang gak ada beda. Bu Bela masih nomor satuin pekerjaan." Bi Fatma duduk di depan Siska yang memasang wajah malas karena sudah tau Bi Fatma akan membela Maminya.
"Bu Bela gak seburuk yang Eneng pikir," imbuhnya.
Siska berdecak. "Males ah, Bibi dari duluuuu kalo aku cerita, mihaknya ke Mami terus!" Ia membuka bungkus kecimpring hasil pencariannya tadi. "Kenapa sih? Padahal Bibi tau parahnya sikap Mami dari dulu tuh gimana, apalagi ke Papi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Mami
ChickLit15+ Bercerita tentang seorang ibu dan anak yang sering kali bertengkar hanya karena masalah kecil, mereka memang tidak dekat, Siska. Gadis ini lebih dekat ke almarhum ayahnya. saat sang ayah meninggal dunia, hubungan antara ibu dan anak ini semakin...