Sibilis (2)

684 86 84
                                    

Ehm, ga ada niat mau ninggalin jejak gitu?

Kalo kata Siska:
"Jahat amet, teu ngehargain pisan."

-
-
-

Hehew, Happy reading!

Setelah dari kamar Bela, Siska memutuskan untuk langsung mandi, takut-takut 'virus' yang ada di jam tangan 'Adiw' akan menempel pada tangannya. 'nanti gue ketularan jadi suka morotin orang sama gak tau diri lagi.'

Menghabiskan waktu 30 menit untuk ritual mandinya, kini Siska sedang merebahkan tubuhnya sambil membaca novel yang belum ia selesaikan. Siska menghentikan kegiatannya ketika ponselnya berdenting. Setelah diperiksa, ternyata pesan dari operator yang memberi pesan jika baru saja masuk paket reguler sebanyak sepuluh giga.

Tak lama ada telfon masuk. Terpampang nama Kevin di layarnya, tanpa ba bi bu, Siska pun menggeser layarnya ke bentuk telfon berwarna hijau.

"Sis, udah masuk, kan?"

"Udah, Vin. Makasih ya ... sayang banget deh sama lo."

"Ada maunya aja lo! Udah ya. Gue pengen lanjut kerja."

Setelah Kevin memutuskan sambungan, Siska langsung menyalakan data selulernya. Notif berlomba-lomba masuk memenuhi layarnya, bunyi berdenting pun saling bersahutan, baik itu dari instragam, line, ataupun WhatsApp.

Siska sengaja membiarkan semuanya terlebih dahulu masuk. "Gini amet jadi orang cakep, gak on semalem doang notif udah bejibun."

Siska semalam memang tidak aktif. Ada dua alasan. Yang pertama wifi di rumahnya sedang mati, dan yang kedua ia tidak mempunyai paket data, ingin meminta hotspot ke Bela pun rasanya malas. Alhasil, sepulang dari pantai ia langsung membersihkan tubuhnya dan bergegas tidur.

Malam tadi, pertama kalinya Siska tidur tanpa memainkan ponsel terlebih dahulu. Biasanya ia akan bermain sosmed, berfoto-foto, ataupun mengirim pesan pada sahabat-sahabatnya.

Tunggu! Mengirim pesan?

Astaga!

Siska berjingkat dari rebahannya dan langsung membuka WhatsApp. Seperti biasa ... di paling atas terdapat grup dengan para sahabatnya. Namun, bukan itu yang ia cari. Siska menscroll layarnya ke bawah dan menemukan nama Adit berada di urutan ke tujuh.

"ANJENGGG, GUE TOLOL AMET SII!!" Siska berteriak lalu membanting ponselnya di kasur.

Ia benar-benar tidak tahan dengan sifat pelupanya yang semakin hari semakin meresahkan. Jika dia ingat Adit menyuruhnya on tadi malam, pasti dia akan mau repot-repot meminta hotspot pada Bela.

Bisa-bisanya ia lupa bahwa semalam Adit menyuruhnya on, dan dilihat dari pesannya, Adit seperti menunggu Siska. Andai saja Siska semalam on, pasti tadi malam ia sudah chattan dengan Adit. Saling perhatian, saling bertukar cerita, membicarakan hal tidak penting, membicarakan ingin mempunyai anak berapa, Eh.

Jika ia lupa menaruh tas Bela hingga hilang, itu tidak masalah.

Atau, lupa menjemput Olla yang sudah menunggu empat jam, itu juga tidak masalah

Atau pun, saat Siska lupa dan meninggalkan Kevin dengan motor mogoknya ketika ia berniat mencari tukang bensin terdekat, itu masih termaafkan.

Tapi tidak kali ini!

Siska segera membalas pesan Adit, baru setelah itu membalas pesan dari teman-teman yang lainnya.

Ia berguling-guling di kasur saat mengingat perkataan Adit saat di pantai.

Me Vs MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang