threeteen (2)

482 78 24
                                    


Halo haiiii!

Puasa aman?

Yuk baca, entar jadi lupa deh sama rasa laparnya.

Kalo gitu ....

Happy reading aiyangg❤


"Gin, maapin gue. Yaudah gue hargai keputusan lo. Tapi kalo setelah ini Alan berulah lagi. Maap-maap aja nih, menurut gue kesempatan kedua ga ada apalagi kesempatan ketiga," ujar Siska.

Gina yang sedang merunduk mendongakan kembali kepalanya. Apa ia tidak salah dengar? Siska barusan minta maaf? Semenjak berteman dengan Siska saat SMA, Gina mendengar perkataan maaf keluar dari mulut Siska jarang sekali, bahkan dapat dihitung oleh jari.

Jangankan meminta maaf, mengakui kesalahannya saja tidak mau. Gina menghargai itu, ia tersenyum. "Iya Sis. Gue seneng lo takut gue sakit karena Alan."

"Kenapa gampang banget maapin orang si Gin?" Siska bertanya karena menurutnya memaafkan orang adalah hal yang sulit. Sedangkan Gina hanya tertawa mendengar pertanyaan Siska.

Gina melirik Olla, lalu dengan cepat mengambil ponsel gadis childish itu yang sedang disenderkan di tas Siska, eh, tas Bela.

Mengabaikan rengekan Olla, Gina dengan cepat menekan tombol home dan memasukan ponsel gadis yang hobi melukis itu ke saku cardigannya.

"Gak cape emang matanya?" Hanya itu yang keluar dari mulut Gina ketika melihat wajah Olla yang ingin menangis.

Olla menoel lengan Siska, meminta pembelaan. Tetapi, Siska hanya acuh dan tak mempedulikan Olla yang terus-terusan menoel bahunya.

"Apasi anjeng," ujar Siska tak tahan sambil mengindari sikunya dari toelan Olla.

"Boleh pinjem gak hapenya?" Olla mengambil ponsel Siska yang tergeletak di samping piring somay.

Siska kembali merebut ponselnya. "Ck, gak usah bandel. Gue lagi mode pesawat. Lagian, mau lo dimarahin Gina? Udah tau dia jarang ngomel tapi sekalinya ngomel cem orang kesurupan setan Manggarai."

Tak mengindahkan ucapan Siska, lagi-lagi gadis bergingsul ini mengambil ponsel Siska yang sudah ia letakan di posisi semula.

"Olla gue tumbuk ya lu." Siska merebut kembali ponselnya, kali ini ia tidak taruh sembarangan lagi, agar tidak diambil oleh Olla. "Dengerin kata Moms Gina. Entar kalo si Gina marah kayak waktu itu gue gak mau belain, ya?"

Mendengar ucapan Siska, otak Olla seketika terputar mengingat kejadian seminggu yang lalu, saat Gina marah besar karena Olla yang jalan dengan lelaki jurusan teknik tanpa izin dengan orang tuanya, dan Gina. Gina pun mengancam akan bersikap seperti Siska jika Olla mengulangi kesalahannya lagi.

Kok bersikap seperti Siska? Ya ... kalian tahu 'kan, sikap Siska ke Olla bagaimana? Kasar, cuek. Karena ingin Olla dewasa, berbanding terbalik sekali dengan sifat Gina.

Gina hanya menatap Olla dengan raut kemenangan. Sudah ia duga, Siska tidak akan membelanya. Gina mendorong piring somay Olla yang baru dimakan sedikit kearahnya. "Keasikan nonton Youtube, makan!"

Olla mengangguk lalu memasukan somay dengan lemas ke mulutnya.

"Eh, Sis. Katanya mau cerita tentang Ad–" ucapan Gina terhenti kala ponselnya berdering.

Sebelum mengangkat, ia menatap bingung terlebih dahulu ke layar ponselnya lalu menatap Siska. Baru setelah itu menjawabnya. "Iya, Mih?" Yap benar, yang menelepon Gina adalah Bela, sebab itu Gina heran, mengapa Bela malah menelfon dirinya bukan langsung Ke Siska.

Me Vs MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang