Siska, Gina, dan Olla saat ini sedang berada di cafe yang dekat dengan kampus. Sudah biasa bagi mereka bertiga untuk mengobrol dan bersantai di cafe ini, makanan yang lezat namun tidak terlalu merogoh kantung, pelayanan nya yang sopan, dan juga para karyawan nya yang selalu menerapkan 'pembeli adalah raja' sangat berlaku di cafe ini, tak heran banyak yang mengunjungi cafe ini dan betah berlama-lama di dalamnya.
"Siska, tas nya ucul," ujar Olla sambil mengambil tas Siska yang ada di depannya.
"Uculan gue," sahut Siska.
Olla memperhatikan tas yang ada di tangannya ini. "Beli di mana, Sis?"
Siska menaikan kedua bahunya. "Enggak nyaho, itu punya Mami."
"Sudah kuduga," sahut Gina.
Olla bergidik. "Duh ngeri deh kalo punya Mami, pasti harganya puluhan juta." ia meletakan tas yang sedari tadi dikagumi ke tempat awalnya.
"Lo pasti belum izin kan ke Mami?" Gina menatap curiga pada Siska.
Siska memasukan roti bakar ke mulutnya. Ia berkata, "Ho'oh."
"Sis, kan gue udah sering bilang ...," Gina menjepit rambut nya dengan model jedai. "Kalo mau minjem tas Mami izin dulu."
"Meh meh meh." Siska memajukan bibir bawahnya, mencibir Gina. "Mami gak bakal ngeh," lanjut nya.
Gina memejamkan mata sejenak. "Ngeh lah, Mami lo kan koleksi, jadi pasti nyadar kalo ada yang kurang." Gina menunjuk tas yang tadi dikagumi Olla "Apalagi ini bukan tas biasa, satu tas aja bisa ngebeli mobil, otomatis bakal di jaga lah!"
Siska mengernyitkan muka nya, mengapa Gina jadi sebawel ini? Apa sekarang Gina sedang menjelma menjadi Mami nya?
"Berisik lo kaya, Mami!"
Gina menggelengkan kepalanya pelan. "Sakarepmu, Sis."
"Heh, Olla. Mata panda lo meresahkan." Siska mengomentari kantung mata Olla.
Olla mengaduk-aduk jus alpukat nya dengan sedotan sembari menatap kosong ke depan. "Bangsat, tiga hari gue gak bisa tidur, gara-gara mikirin air kelapa asal nya dari mana."
"Fiks lo autis!" ujar Siska, "Nambah beban fikiran aja lo!"
"Olla gue punya tebak-tebakan," sahut Gina.
Olla menatap Gina antusias. "Apa?!"
"Buah buah apa yang digoreng?"
Olla menyatukan alisnya, mencoba berfikir dengan mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuk nya. "Em, pisang goreng?"
Gina menggeleng mantap. "Buahkwan."
Olla mengernyitkan dahi nya. "He!" protes nya merasa jawabannya benar.
Gina nampak berfikir lagi. "LAH IYA YA, EH IYA PISANG GORENG!" hebohnya lalu tertawa geli, niat ingin melawak nya gagal karena jawaban masuk akal dari Olla.
"Olla, gue tarik ucapan gue. Lo gak autis," sahut Siska.
😈😈
Setelah cukup lama di cafe, kali ini Siska, Gina, dan Olla berada di pusat perbelanjaan.
"Ke mana dulu?" tanya Gina.
"Time zone!" sahut Olla antusias.
"Ke Time zone, Sis?" Gina memastikan.
"Gak, salon!" setelah itu Siska berjalan duluan meninggalkan dua sahabat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Mami
ChickLit15+ Bercerita tentang seorang ibu dan anak yang sering kali bertengkar hanya karena masalah kecil, mereka memang tidak dekat, Siska. Gadis ini lebih dekat ke almarhum ayahnya. saat sang ayah meninggal dunia, hubungan antara ibu dan anak ini semakin...