24. ATM, wait for me!

394 54 51
                                    

"Kalo misalnya Adit yang lo suka sama Adit pacar Mami itu satu orang yang sama gimana?"

Pertanyaan Kevin mampu membuat Siska mendongak. "Gimana apanya?"

"Apa lo bakal tetep benci sama Adiw setelah tau ternyata dia adalah Adit?"

Siska menghembuskan napasnya. Bosan mendengar Kevin yang selalu memfitnah Adit yang tidak-tidak.

"Kan udah gue bilang, gue gak pandang bulu. Kalo ternyata dugaan lo selama ini bener, gue gak segan-segan buat menjauhhhh, sejauh-jauhnya dari dia." Siska merentangkan kedua tangannya lebar, mengibaratkan tangan kanan adalah dirinya dan tangan kiri adalah Adit jika dugaan Kevin selama ini benar.

Kevin menatap wajah yakin Siska yang berada di bawahnya dengan ekspresi tak percaya, masalahnya Siska sangat bucin pada Adit, dan Kevin tahu itu. Apa Siska bisa memegang ucapannya barusan?

"Are you sure?"

Lagi-lagi Siska mendongak. "Very sure."

"Tapi karena itu gak mungkin... mari kita lupakan...," ujarnya meniru nada tiktokers yang mempunyai nama sama dengannya.

Tidak Kevin, tidak Gina. Selalu saja menduga Adiw dan Adit satu orang yang sama, hanya karena nama mereka sama bukan berarti mereka orang yang sama kan?

Ada-ada saja, mereka berdua yang sering mengatai Siska tidak dewasa, tapi mereka lupa berkaca.

"Eh ini anak berdua malah nempel-nempel!" Bela yang baru menuruni tangga menggeleng melihat Siska yang lenjeh seperti itu.

"Kevin, ayo berangkat. Mami tunggu di depan." Setelah melihat Kevin mengangguk Bela langsung berjalan ke depan.

Kevin menggeserkan perlahan tubuhnya menjauhi Siska. "Sebentar dulu, Sis. Nanti abis nemenin Mami gue ke sini lagi."

"Lagi enak Vin posisinya," ujar Siska malah semakin menempel ia pun memeluk Kevin dengan tangan kanannya. "Lagian paling boong, paling abis rapat malah balik ke butik."

"Kamelia... Mami udah nungguin di depan." Kevin memanjangkan leher ke depan, melihat Bela yang sedang menunggu di depan mobil.

"Ohh lebih milih Mami daripada gue? Tuh kan pasti lo ada hubungan sama Mami!" Baru beberapa menit yang lalu Siska bilang tidak akan sering memfitnah Kevin lagi, tapi sekarang apa?

"Ini beda urusan Siska." Kevin masih berusaha menggeserkan tangan Siska yang berada di atas perutnya.

"Lo seneng banget deh bikin Mami kesel," ujar Kevin mengetahui niat Siska, mungkin senderan pertama murni keinginan Siska, tapi Kevin tau, pelukan ini hanya untuk memperlambat dirinya dan membuat Bela emosi karena menunggu terlalu lama.

Sedangkan Siska yang asyik bersender menahan tawanya karena tebakan Kevin yang tepat sasaran.

Ketakutan Kevin terjadi, Bela kembali dengan muka tertekuk. "Kok malah makin nempel! Ayo dong Vin nanti macet, kebiasaan deh kalo udah ketemu Siska lupa kerjaan, kamu juga nih Fransisca, jangan diganggu terus dong Kevinnya, ini masih jam kerja dia lho. Udah ayo Vin!"

Kevin yang merasa posisi dirinya dan Siska saat ini terlalu menempel langsung menjauh tiba-tiba, dan berdiri di samping Bela.

"Iya, Mih. Ayo"

"Ikut dong aku!" Siska ikut berdiri di samping Kevin lagi, seperti tak bisa jauh-jauh dari lelaki itu.

"Dih mau ngapain kamu? Jangan bikin ulah!" tolak Bela yang sudah paham betul sifat anak semata wayangnya.

"Kali ini gak bikin ulah, janji. Aku bosen di rumah, kelas aku malem, terus Gina sama Olla masih marah." Siska masih mencoba untuk merayu.

Lagi-lagi Bela menggeleng. "Gak ada gunanya juga kamu ikut, cuma menuh-menuhin mobil, nanti juga kamu ngerengek minta pulang karena gak ngerti apa yang diomongin."

Me Vs MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang