"Mami, mau kemana?" Siska yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk ini mendekati Bela yang sedang mengaplikasikan wajah dengan foundation di meja riasnya.
"Masuk kamar orang tuh ketuk pintu dulu!"
"Mau kemana?" ulang Siska seakan tak mendengar ucapan Bela barusan.
"Mau ketemu klien."
"Ketemu klien mulu perasaan!" ujar Siska tak segan-segan melontarkan nada tak percayanya. Masa iya kemarin bertemu lalu sekarang mengadakan pertemuan lagi.
Meski tahu Bela menghandle beberapa tempat, tapi biasanya wanita itu memberi jeda untuk melakukan pertemuan pada rekan-rekan bisnisnya. Agar tidak pusing katanya.
"Ketemu klien apa ketemu peliharaan." Dan setelah berkata itu Siska buru-buru melangkah mendekati pintu keluar kamar Bela sebelum mendapat kultum alias kuliah tujuh menit.
"Lambe mu!" Bela melempar Siska dengan botol handbody dan berhasil mengenai punggung sang anak tepat saat Siska baru ingin keluar.
Kesal dengan mulut Siska yang selalu asal ngomong. Apa dia lupa mempunyai ibu super sibuk begini. Dengan gampangnya gadis itu berkata 'mau ketemu klien apa ketemu peliharaan.' sial! Dia tidak tahu bahkan hari ini Bela mengadakan dua kali pertemuan, satu tentang butik, dan satu tentang perusahaan.
"Sakit Mam!" Siska mengelus punggungnya sambil menatap kesal Bela yang sedang menjulurkan lidah dengan mata yang dibuat setengah terpejam, membuat ekspresi semenyebalkan mungkin.
Lalu Siska keluar kamar dengan kaki yang dihentak-hentakan, setidak sopannya Siska tak mungkin ia melempar balik botol itu pada Bela. Ia hanya berjalan keluar sambil mendumel dan berniat menjual lagi tas kesayangan Bela yang kemarin baru ia tebus dari dosennya.
Bela menoleh menatap Siska yang berjalan keluar kamar tanpa menutup pintu itu lagi. "Makan roti campur ubi, punya anak kaya babi," ujarnya di mic panjang seperti mic untuk pidato, yang membuat suaranya dapat terdengar ke seluruh ruangan di rumah ini. Biasanya Bela menggunakan itu untuk menyuruh para ART-nya jika sedang malas keluar kamar. Makanya mic itu standby di meja riasnya.
Lalu ia membuka ponselnya, memantau cctv yang menampilkan Siska sedang melempar speaker pengeras itu dengan sendal bulunya. Ia terkekeh, lumayan hiburan pagi.
"Apa banget dah Mami!" Siska berjalan dengan mendumel, lagi.
Tadi padahal sudah selesai, tapi karena Bela berucap dengan mic-nya ia melanjutkan dumelan dengan topik yang berbeda. Ia kan jadi malu pada beberapa ART yang sedang berlalu lalang tersenyum melihatnya, tapi itu senyuman seperti menahan tawa, Siska tidak suka itu.
Ah iya, di rumah itu bukan hanya ada Bi Fatma. Ada beberapa ART yang mempunyai tugas masing-masing, seperti berbenah, mencuci piring, mengurus tanaman, mengelap tas tas koleksi Bela, dan lain-lain. Tetapi mereka semua pulang jika pekerjaannya sudah selesai. Sebab itu mereka hanya sebentar.
Yang menetap hanya Bi Fatma. Dan tugas Bi Fatma adalah memasak dan mengurus barang-barang pribadi Bela. Karena Bi Fatma lah yang paling ia percaya untuk memasak maupun mengurus barangnya.
Siska pun menuruni tangga, berniat mengisi perutnya.
"Eh, Kevinn!!!" Siska yang awalnya ingin ke meja makan membelokan arahnya ke ruang tamu saat melihat punggung tegap Kevin.
"Baik, Bu. Nanti saya kabari lagi." Kevin buru-buru memutuskan sambungan dan menangkap Siska yang tiba-tiba menghambur ke pelukannya.
Untung Kevin sigap menjaga keseimbangan tubuhnya, coba kalau tidak, pasti mereka berdua akan terjatuh. Kan tidak lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Mami
ChickLit15+ Bercerita tentang seorang ibu dan anak yang sering kali bertengkar hanya karena masalah kecil, mereka memang tidak dekat, Siska. Gadis ini lebih dekat ke almarhum ayahnya. saat sang ayah meninggal dunia, hubungan antara ibu dan anak ini semakin...