threeteen (3)

436 74 20
                                    

Mumpung masih suasana lebaran jadiii

Minal aidzin walfaidzin semuaa🙇

Siska yang sudah membeli empat novel kini hendak menemui kembali kedua sahabatnya. Karena timezone dan gramedia bersebelahan, tak butuh waktu lama untuk Siska sampai.

Siska melayangkan pandangan pada luasnya timezone yang dipenuhi orang dengan umur yang beragam. Saat menangkap wujud Olla yang sedang bermain basket-sepertinya ia belum menerima kekalahannya dengan Gina tadi-Siska pun langsung menghampirinya.

"Gina mane?" tanya Siska karena melihat di sekelilingnya tidak ada gadis berambut pirang itu.

"Beli minum," jawab Olla tanpa menghentikan kegiatannya.

"Dari tadi?"

"Iya."

"Tumben..." Siska melenggang keluar timezone, meninggalkan sendiri Olla yang sedang berjongkok mengambil kartu yang keluar dari mesin hasil ia memasukan bola basket tadi, walaupun tak seberapa, rona bahagia tak luntur dari wajahnya.

Siska menghampiri stand teh poci karena inilah yang paling dekat jaraknya dengan timezone, tak mungkin Gina meninggalkan Olla jauh-jauh dan dengan waktu yang lama. Siska pun semakin yakin ketika melihat tas Gina berada di situ.

"Mas, tas babaturan saya kunaon aya didieu, people nya mane?"

Mas yang sedang duduk sembari memainkan ponselnya kini berdiri. "Oh, Mbak temennya, ya? Teu ngarti Mbak, tiba-tiba lari we."

"Lah? Kunaon kitu?"

"Lah abdi teu ngartos, cing engke tanyakeun ka babaturanna," jawab si Mas membuat Siska mengangguk paham.

"Orang Sunda ya, Mas?"

"Bukan. Kalo Mbak nya?"

"Same." Siska tertawa. Mudah sekali bagi Siska untuk bergaul. Tidak seperti Gina yang sangat judes dengan orang yang ia tidak kenal.

Tak lama Gina pun datang, Siska menatap heran pada Gina yang sedang membungkukan tubuh dan meletakan kedua tangannya di dengkul dengan napas yang terengah-engah.

"Dikejar rentenir?" tanya Siska yang membuat Gina langsung menormalkan tubuhnya.

"Sembarangan! Olla mana?"

Siska menunjuk timezone dengan dagunya, lalu menatap Gina yang masih terengah-engah. "Lo ngapain lari-lari dalem mall anying?"

"Nanti gue kasih tau, sekarang kita jemput Olla dulu." Setelah berucap, Gina menatap Mas yang masih setia berdiri di posisinya dengan tatapan mematikan.

Mas yang mendapat tatapan tajam ini hanya tersenyum kikuk dan mengulurkan tangannya memberikan tas biru dongker itu pada pemiliknya.

Gina menerima dengan kasar. "Gara-gara lo gue jadi kehilangan barang bukti tau gak?!" ujar Gina santai, namun masih dengan tatapan maut miliknya.

Baik si Mas atau Siska tak mengerti dengan ucapan Gina. Sifat Gina yang tiba-tiba berlari saja cukup mengherankan, lalu apalagi ini?

Me Vs MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang