20. Terserah LODEH.

420 64 55
                                    

"Kamu tuh ribet banget, Fransisca!" Bela menaruh kangkung yang layu dengan kesal dan melanjutkan memilih kangkung yang segar.

Dan di sini lah mereka sekarang. Pukul 08:00 mereka berdamai. Dan sorenya gadis yang mempunyai nama lengkap Fransisca Kamelia Zubair mendadak ingin memakan masakan rumahan. Dengan alasan bosan membeli makanan di luar, padahal itu hanya alibinya agar Bela tak jadi menemui brondongnya.

"Ish, Mami! Kan kita baru baikan tadi, masa sekarang berantem lagi sih?!"

Setelah Siska mengeluarkan kata maaf. Bela memutuskan untuk memaafkan gadis itu. Bela berpikir, jika ia tidak memaafkan Siska, yang ada gadis itu malah akan lebih susah mengeluarkan kata maaf nantinya, karena merasa maafnya tidak berpengaruh dan tidak dihargai. Jika seperti ini Bela yakin, kedepannya Siska akan lebih mudah meminta maaf pada orang-orang yang telah ia lakukan semena-mena. Semoga.

Siska sudah bisa minta maaf dan mengakui kesalahan merupakan kemajuan yang cukup pesat, 'kan? Selain itu, Bela pun melongok perjuangan Siska demi mendapatkan simpatiknya. Yakni mengembalikan tas kesayangannya.

Kalian pikir dosen Siska benar-benar licik? Tidak. Ini semua ulah Bela. Bela menyuruh dosen paruh baya itu untuk menaikan harga seperti aslinya. Bela ingin lihat sebesar apa perjuangan Siska untuk mendapatkan maafnya. Ah ralat, mungkin untuk mendapatkan fasilitasnya.

Bela kurang kerjaan? Tidak juga. Sebenarnya tas itu sudah berada di tangan Bela tiga jam setelah Siska menjualnya asal. Tapi Siska tidak mengetahui fakta itu.

Tas kesayangan, ingat? Tak mungkin Bela melepasnya begitu saja.

Bela merutuk saat tahu Siska menjualnya hanya sepuluh juta. Untung dosen tua itu tidak tahu harga asli tas itu, jadi ia dapat mengambil kembali tasnya dengan harga 12 juta. Yang jelas dosennya bahagia karena merasa untung dua juta.

Dan diam-diam, saat Bela melewati kamar Siska, ia mendengar gadis dengan rambut sebahu  itu sedang menghitung tabungannya. "Sepuluh juta mah ada lah ya buat tas doang." Begitulah kurang lebih ucapannya waktu itu.

Dan saat itu Bela selangkah lebih maju di depan Siska. Ia kembali mendatangi rumah dosen sang anak, berlagak selama ini tas kesayangannya memang ada di situ. Ia juga menyuruh dosen Siska untuk menahannya dan akan melepas jika Siska memberi uang 30 juta seharga asli tas brandednya.

Akhirnya dosen itu menyetujui ketika Bela akan memberikan setengah uang itu padanya.

15 juta? Siapa yang tidak mau coba.

"Fransisca Kamelia Zubair!" nada tinggi dari Bela membuat Siska yang sedang pencitraan dengan live di Instagram sambil sesekali mengarahkan kamera ke sayur mayur langsung terhenti. Ia menyelesaikan live-nya dan berjalan mendekat ke Bela.

"Ini mau masak apa?! Bantuin lah!"

"Emm..." Siska memutar kepalanya mengamati segala macam bahan masakan di sini. "Oke, kita masak tempe yang selalu benar!"

Ucapan tidak jelas Siska membuat Bela yang sedang mengambil ikan sepat di plastik prapatan terhenti dan menoleh ke arahnya. "Suka becanda nih anak Frans." Bela mundur saat Ibu sayur ini mengambil alih tangannya yang masih sibuk melepas ikan sepat itu dari plastik yang lain. Mungkin karena melihat Bela yang kesusahan, Ibu ini reflek menggunting plastik itu.

Bela melempar ikan yang berada di plastik prapatan itu ke dada Siska saat gadis itu menatap remeh ke arahnya. Dari matanya gadis mines akhlak itu seakan berkata, "Gitu aja gak bisa!"

"Masak apaan, budeg!" ulang Bela.

"Lah?" Siska menganga. Perasaan tadi ia bilang ingin makan apa. Jadi siapa yang budeg? "Mami! Kan aku dah bilang tadi, masak tempe yang selalu benar."

Me Vs MamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang