STM : Seblak

601 45 1
                                    

Tsania dan ketiga teman nya baru saja sampai di warung seblak. Banyak pembeli yang makan di tempat dan untuk di bawa pulang pun tidak kalah banyak. Pas sekali saat mereka sampai, hujan turun.

Aroma bumbu seblak yang sedang di tumis menguar sampai ke ruangan yang di tempati Tsania dan pembeli yang lain.

"Asli pas banget kita kesini terus ujan." Ucap Dianty sembari menaruh tas di dekat kursinya.

"Iya nggak salah emang Nindy ajak kesini." Timpal Tsania yang di setujui Agis.

Nindy nyengir. "Jadi malu ah. Dah hayu pesen."

Datanglah seorang pelayan perempuan berhijab. "Mau pesen seblak apa?" Tanya nya sedangkan mereka sedang melihat daftar menu yang di sediakan.

"Aku seblak komplit level 4 sama minumnya es teh lemon." Ucap Tsania pada pelayan tersebut.

"Eh gue juga sama dong Tsan." Timpal Agis.

"Em yang tadi 2 ya Teh, minumnya sama?" Tanya Tsania pada Agis.

"Gue minumnya es jeruk." Jawab Agis.

"Es jeruk ya teh." Ucap Tsania yang di respon dengan anggukan kepala oleh pelayan nya.

"Kalo aku seblak komplit level 5, minumnya es teh manis." Ucap Nindy.

"Aku juga sama Teh tapi ekstra ceker, minumnya es lemon." Sambung Dianty.

"Kalo gitu tungguin sebentar nya." Ucap nya yang di respon anggukan dari mereka.

Sembari menunggu seblak nya jadi, mereka pun mengobrol santai dan membahas beberapa pelajaran yang di pelajari saat di sekolah.


***



"Sejauh ini, ada target?"

Indra menggelengkan kepala nya di kala sedang duduk santai di kursi rotan base camp. "Nggak ada Dik, lagi juga kalo ada kita nggak bakal nyerang."

"Itu pun bukan karena nggak ada lo, tapi kaya emang udah capek aja lama-lama." Timpal Medong.

"Tapi kalo emang udah kebangetan ya di gas. Terus juga sebelum lo pulih bener kita nggak bakal biarin lo ikut." Sambung Juned lalu mengepulkan asap rokok nya.

Dika otomatis melirik kaki nya yang terbalut celana abu-abu. "Gue udah jauh lebih membaik sekarang."

"Pas itu Emak lo bilang kalo lo nggak bisa lari jauh Jupri!" Protes Juned kemudian menggeplak lengan Dika.

Dika pun tak mau kalah, ia balik menggeplak Juned. "Ya nggak usah mukul juga Juleha!"

Medong dan Indra hanya terkekeh melihat mereka berulah. "Lo emang mau Dik tiba-tiba ngga kuat lari terus yang serang nangkep lo, lo abis Dik." Ucap Juned dan untuk kedua kali nya ia di geplak oleh Dika.

"Ngomong di saring heula atuh(dulu). Ngado'akeun kitu maksud na?!(ngedo'ain gitu maksud nya)" Ucap Dika yang tiba-tiba jadi emosi.

"Ih hampura atuh, da maksudna mah pan karunya.(maaf, ya maksudnya kan kasian)." Ucap Juned masih melihat ke arah Dika.

"Heeh nggeus, nuhun da atuh ai ges karunya mah.(yaudah, makasih udah kasian.)" Ucap Dika kemudian meringkuk di sofa yang sudah usang tapi sangat nyaman itu.

"Gelo tiris pisan, Jun pesenkeun susu jahe.(Gila dingin banget, Jun pesenin susu jahe)" Ucap Medong sembari memberikan uang dua puluh ribu.

STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang