Tsania sedang menunggu kedatangan Dika di Kedai Kopi Sahabat di temani oleh Nindy. Saat pagi tadi ia mendapatkan pesan dari Dika yang mengajaknya bertemu dan Tsania pun membalas dengan meng-iyakan ajakan itu.
"Lo kenapa nggak ajak Agis aja Tsan, gue malu." Ucap Nindy kemudian menyedot es kopi nya.
Tsania menyandarkan punggung nya di sandaran kursi. "Agis rame anaknya Nin, udah gapapa dan kayanya Dika mau ngomong yang serius gitu."
Nindy menghembuskan napasnya pelan. "Yaudah kalo gitu." Ucapnya pasrah.
Selang beberapa menit yang di tunggu pun datang, masih lengkap dengan celana abu-abu serta seragam yang di balut hoodie hitam nya dan ia bersama dengan Indra yang juga berpakaian sama sepertinya. Macam anak kembar.
"Maaf ya nunggu lama." Ucap Dika kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan Tsania.
Tsania tersenyum kecil. "Nggak ko, gapapa."
"Dik gue mau pesen minum, lo mau nggak?" Tawar Indra.
Dika mengangguk. "Es kopi."
Sebelum masuk ke dalam untuk memesan, Indra melirik ke arah Nindy yang sedari tadi diam saja. "Lo daripada disini, temenin gue pesen minum aja yuk." Ajak Indra.
Kemudian Nindy yang sedikit kaget lantas melirik ke arah Tsania yang menganggukkan kepala nya bermaksud tidak apa-apa kalau ia ikut. Dan untung nya pengunjung yang duduk di area luar kedai pun banyak.
Sepeninggal Nindy dan Indra yang masuk kedalam kedai, Tsania pun mencoba membuka obrolan.
"Dik? Sebenernya ada apa ya lo ajak gue ketemu?" Tanya Tsania yang penasaran.
Dika terdiam sebentar. "Izinin gue ya Ra." Ucapnya yang membuat Tsania kaget.
Tsania tampak mengerutkan dahi. "Izinin apa sih Dik? Lo kalo ngomong setengah-setengah, bikin kaget juga lagi."
"Gue ngajak lo ketemu, gue mau bilang sama lo kalo mulai hari ini gue mau jagain lo." Ucap Dika membuat Tsania kaget untuk kedua kali nya dan perfect timing Dika berbicara seperti itu saat ia meminum es green tea nya alhasil tersedak lah Tsania.
"Eh, gapapa Ra? pelan-pelan minumnya." Ucap Dika sedikit khawatir.
"Iya gapapa ko, maksud lo mau jagain gue itu kenapa? Ada yang mau berbuat jahat sama gue gitu?"
"Gue belum bisa meng-iyakan pertanyaan lo tapi gue cuma mau mencegah hal itu aja." Ucap Dika kemudian muncul Indra dan Nindy datang sembari membawa 2 gelas es kopi.
"Nih Dik." Ucap Indra kemudian meletakkan es kopi milik Dika di meja nya. Dika pun mengucapkan terima kasih.
"Iya sama-sama, gue sama Nindy di sebelah ya." Sambung nya.
Tsania melirik pada Nindy yang hanya memberikan senyuman kemudian kembali pada obrolan nya dengan Dika.
"Lo jadi nakutin gue Dik kalo kaya gini." Ucap Tsania dengan raut muka takut.
"Ya justru itu lo nggak perlu takut, kan gue jagain lo."
"Tapi kan ya kali kemana pun gue pergi lo ngikut?" Ucap Tsania yang membuat Dika tertawa.
"Gue juga nggak bakal terang-terangan ngikutin lo secara deket gitu sekira nya lo bener-bener aman, gue pergi."
"Lo nggak ada maksud lain kan Dik di balik kata jagain gue?" Ucap Tsania curiga.
"Kalo ada emang kenapa?" Dika balas menantang.
Tsania jadi gelagapan. "Ya.. ya lo.. juga sama aja jahat kalo gitu."
Dika tampak gemas dengan Tsania yang tiba-tiba gagap. "Buat apa sih Ra gue ada maksud lain, gue murni emang mau jagain lo. Udah nggak usah overthinking."
"Sekarang udah pinter bahasa Inggris ya." Ledek Tsania.
"Iya dong, gini-gini juga gue gaul." Ucap Dika dengan bangga yang malah membuat Tsania tertawa.
"Iya iya Dik percaya. Oh iya! Pas malem minggu kemaren Agis ketemu lo sama Indra ya disini?"
Dika mengangguk. "Iya, tapi abis itu malah kabur dia."
Tsania pun tertawa lagi. "Kayanya Agis naksir sama Indra deh."
"Gue juga ngerasa gitu Ra. Tapi keliatan nya sama Nindy udah akrab." Ucapnya melirik meja sebelah dimana Indra dan Nindy tampak seru mengobrol.
Tsania ikut menoleh. "Iya, tapi Nindy udah punya pacar Dik. Udah kasian Agis ntar."
"Lo dukung Agis sama Indra?" Tsania mengangguk sembari menyedot es green tea nya. "Terus kalo gue sama lo?" Tsania mengangguk lagi.
Tsania tersadar. "Eh? Lo kalo nanya jangan rombongan gitu dong." Ucapnya yang membuat Dika tergelak.
"Yaudah hayu pulang udah sore." Ajak Dika lalu beranjak dari duduk nya.
"Gue sama Nindy, lo duluan aja." Dika menggelengkan kepala nya. "Ra, baru aja tadi masa lupa?"
Tsania menatap heran. "Apa? ...yang lo jagain gue?" Dika mengangguk.
"Mulai nya besok deh Dik." Usul Tsania.
"Lo emang mau kemana lagi abis ini? Nggak bermaksud layaknya cowo posesif tapi, udah sore Ra. Lo aja masih pake seragam, pulang dulu mandi. Lo bau." Ucap Dika yang sukses mendapatkan pukulan di lengan nya.
"Ko gue di pukul?" Ucap Dika tak terima. Tsania memasang muka kesal. "Lo ngeselin! Gue wangi gini di bilang bau, enak aja!"
Dika tertawa. "Bercanda Ra ya ampun, udah mau ashar. Ntar yang ada ummi lo nanya lagi dimana."
Bertepatan setelah Dika berbicara seperti itu, benar saja ummi nya chat menanyakan keberadaan nya dan di minta untuk segera pulang.
"Tuh, benerkan suruh pulang?" Tebak Dika dengan muka meledek.
"Iya gue pulang, asli lo ngeselin banget." Ucap Tsania kemudian bangun dari duduk nya menghampiri Nindy untuk mengajak pulang.
Sebelum pergi dari kedai, Tsania menyempatkan untuk menyubit lengan Dika dengan kencang.
"Anj--Ra."
"Apa mau ngatain? Rasain." Ucap Tsania menjulurkan lidah nya lalu pergi dari sana.
***
"Ada tawaran balap lagi, lo nggak mau ambil?" Sabian tampak berpikir.
"Dapet apa gue kalo menang?" Tanya nya kemudian menyesap nikotin nya.
"Uang 5 juta." Jawab Leo.
"Kalo nggak menang?" Tanya nya lagi.
"Ya lo nggak dapet apa-apa. Yakin gue lo pasti menang."
"Kapan?"
"Besok jam 2 pagi." Sabian masih berpikir sebab nanti jam 9 nya ia akan ke kajian dengan Tsania dan teman-teman nya.
"Gue ambil." Putus nya yang membuat Leo tersenyum senang. "Gitu dong."
Sabian pun kembali larut dalam pikiran nya. Ia tidak mau kalau sampai Tsania mengetahui kelakuan diri nya yang kadang suka mengikuti balap liar.
Tidak akan ia biarkan siapa pun tahu sisi buruk nya. Tidak akan.
/🌻\
Haiii! Aku kembali whehe
Sebelumnya maaf kalau update nya lama dan ga nyangka ternyata ada yang tunggu cerita ini😭jujur terharu banget:") Makasih buat yang udah setia tunggu update-an STM, big love for u guys🥺❤
KAMU SEDANG MEMBACA
STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.
Подростковая литература[Tolong follow dulu sebelum membaca] Kisah ini berawal dari Insta-Eh! Wattpad. Seorang gadis yang baru saja pulang sekolah lengkap dengan kerudung putih segiempat yang melekat di kepala nya tanpa sengaja di tabrak seorang cowok dengan penampilan ura...