Siswa siswi kelas dua belas IPS 1 baru saja selesai olahraga di lapangan dengan materi senam lantai. Mereka pun di izinkan untuk ke kantin atau langsung ganti baju.
Tsania dan ketiga sahabatnya memilih ke kantin terlebih dahulu karena mereka kompak merasakan kehausan dan lelah karena beberapa gerakan di materi senam lantai lumayan menguras tenaga apalagi roll depan dan roll belakang, terus yang ekstrim hand stand dan head stand. Kebanyakan dari para siswi hanya satu atau dua saja yang bisa gerakan ekstrim itu sisa nya ya memilih skip dan pilih gerakan yang lain yang setidaknya tidak terlalu sulit.
"Oiya Tsan, nanti malem jadi kan di rumah gue?" Tanya Agis kepada Tsania setelah memasukkan potongan cilok ke dalam mulut nya.
"Iya jadi, gue udah ngabarin lagi ko di grup kelas dan seperti biasa Halimah, Retta, Aji, Jafar, Kina, Ibnu, Biya, sama Fatiya cuma sider aja dan kayanya mereka nggak ikut ke rumah lo. Eh tapi kali ini Kamal ikut deh hampir lupa gue." Ucap Tsania sudah hafal dengan ke sembilan teman nya di IPS 1 yang bisa di bilang jarang nimbrung kalo di ajak main di luar sekolah.
Kalo di ajak ngobrol pun seperlu nya aja gitu. Di bilang nggak asyik sih nggak ya, soalnya itu udah ke cover sama manusia-manusia hyperaktif kaya Agista dan teman-teman seperdangdutan nya. Ya begitulah IPS 1.
"Wah ada perkembangan dong Tsan, si Kamal mau ikut." Ucap Agis lalu mendapatkan respon anggukan kepala dari Tsania.
"Berarti nanti beli sosis-sosisan gitu ya?" Timpal Nindy yang duduk di samping Dianty.
"Tenang aja Nin, itu biar gue siapin nanti kalian tinggal dateng aja pokok nya." Ucap Agis tersenyum dengan mengangkatkan alis nya ke atas.
"Lo siapin tempat ternyaman buat kita belajar bareng juga ya Gis." Pinta Dianty. "Siap pokok nya itu mah Di." Ujar Agis mengacungkan jempol nya.
"Yaudah ke kelas yuk. Udah habis kan minuman sama makanan kalian?" Ajak Tsania yang diangguki oleh mereka.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas setelah para guru yang mengajar di masing-masing kelas keluar lebih dulu.
Tsania dan Agista berjalan beriringan menuju gerbang sekolah. Sedangkan Nindy dan Dianty ke parkiran untuk menaiki sepeda motor mereka.
Untuk hari ini Tsania nggak bawa motor dulu soalnya lagi di pake sama Abi buat kirim barang ke pelanggan. Kalau Agista memang tidak bawa motor ke sekolah, ia selalu di antar jemput oleh supir pribadi nya dan urusan mengendarai motor Agis pun jago cuma karena dia anak nya bar-bar jadi menurut Papi nya lebih baik dia di antar jemput aja lebih aman dan nggak membuat khawatir orang terdekat juga tidak meresahkan orang lain.
"Tsan, gue duluan ya." Pamit Agis kala supir yang menjemputnya sudah sampai di tempatnya menunggu dengan Tsania.
"Iya Gis, hati-hati yaa." Ucap Tsania lalu melambaikan tangan nya saat Agis sudah masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.
Fiksi Remaja[Tolong follow dulu sebelum membaca] Kisah ini berawal dari Insta-Eh! Wattpad. Seorang gadis yang baru saja pulang sekolah lengkap dengan kerudung putih segiempat yang melekat di kepala nya tanpa sengaja di tabrak seorang cowok dengan penampilan ura...