STM : Petrus

544 44 10
                                    

Setelah acara kajian bareng minggu lalu, Sabian jadi lebih sering menghubungi Tsania dan bahkan sudah saling tukar nomor ponsel.

"Tsania." Panggil Milly menghampiri meja nya.

Tsania yang sedang membaca materi pelajaran lantas mendongakkan kepala nya. "Eh, Mil. Ada apa?"

"Ini." Ucap nya lalu menyerahkan sebuah surat yang kemudian diterima oleh Tsania.

Surat?

"Ini dari siapa Mil?" Tanya Tsania memandang heran surat dengan amplop putih.

"Tadi pas di gerbang, aku ketemu cowok terus dia nyuruh aku kasih ke kamu." Jelas Milly.

Belum puas dengan penjelasan Milly, Tsania kembali bertanya. "Ciri-ciri nya kamu inget nggak?"

Milly tampak berpikir sebentar. "Em.. inti nya pake baju putih abu gitu terus pake hoodie warna item. Lumayan cakep sih Tsan menurut aku."

Hoodie hitam? Apa dari Dika ya?

"Yaudah Mill kalo gitu makasih ya." Milly mengangguk. "Iya sama sama Tsan." Kemudian Milly kembali ke meja nya.

Tsania pun membuka surat nya, lalu membaca nya.

Hai! Selamat pagi Tsania.
Belajar yang bener ya, jangan lupa makan.
Karena kalo lo sakit nanti gue yang sedih.

-sabian.

Tsania sempat tersenyum sebentar lalu memasukkan surat itu ke dalam tas nya.

"Hayo! Kenapa senyum-senyum?" Ucap Agis yang tiba-tiba datang dan mengagetkan nya.

"Enggak, nggak apa apa Gis." Ucap nya pelan.

"Ih main rahasia-rahasia ya sekarang lo sama gue?" Ucap Agis dengan mata menyipit.

"Atau lo senyum-senyum karena sodara gue aka Sabian?"

Tsania hanya tersenyum sebagai jawaban nya. "Gue sama Sabian cuma temen ko Gis."

"Semua nya berawal dari temen ko Tsan, ekhem." Goda Agis yang tak kunjung selesai.

"Udah ah sana lo belajar, inget ujian minggu depan."

"Aduh udah pusing gue Tsan, ujian hidup aja berat banget."

Tsania pun hanya menggeleng-gelengkan kepala nya, tak habis pikir dengan Agis.

***

"Dik, hayu lah tawuran lagi." Ucap cowok bernama Eki, salah satu yang tak pernah absen kala STM Kurnia tawuran dengan sekolah mana pun.

"Belum ada lawan Ki." Jawab Dika santai.

Eki pun menghela napas pelan. "Oke lah."

Dika tampak melamun di siang itu, pasal nya selama ia mengikuti Tsania selama seminggu lama nya sempat beberapa kali mendapati Tsania yang senyum-senyum dengan layar ponsel nya. Dan tiap kali Dika chat pun respon Tsania tetap sama seperti biasa nya. Hanya saja Dika sedikit takut kalau Tsania dekat dengan cowok yang ia tahu nama nya Sabian itu dari Agista.

Juned yang menyadari Dika yang melamun lantas menyadarkan nya. "Dik, Kunaha?(Kenapa?)." Dika menoleh ke arah Juned lalu menggelengkan kepala nya.

"Halah beneran?" Lanjut Juned.

"Kaya nya sih ada yang nggak beres." Ujar Medong.

STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang