"Gimana? Udah siap kan lo?" Tanya Leo yang berada di samping Sabian yang sudah duduk di atas motor nya.
Sabian hanya berdehem lalu merapikan rambut nya setelah itu memakai helm full face hitam.
"Gue tunggu disana dan jadi yang pertama sampe sini." Ucap Leo menunjuk kursi dekat warung yang tutup kemudian melangkah ke sana.
Sabian dan lawan nya pun sudah berada di posisi masing-masing di garis start. Sempat beradu pandang dengan sengit kemudian kembali fokus pada jalan dan melesat saat perempuan yang berada diantara mereka mengangkat bendera nya.
"Sia teu mikir apa ieu jam baraha?!(lo ngga mikir apa ini jam berapa?!)"
Dumel Indra di jalanan yang sepi karena Adit tiba-tiba menyusul nya yang sedang berada di base camp dengan Dika dan yang lain dan saat itu keadaan nya Indra baru saja akan tidur karena baru saja selesai main game.
"Ulah ngomong sunda heula riweuh aing yeuh, basa indonesia wae.(Jangan ngomong sunda dulu ribet nih gue, bahasa Indonesia aja.)" Ucap Adit yang memang masih kesusahan untuk berbahasa Sunda karena ia asalnya dari Jakarta.
"Emang mau kemana sih Dit, nyari seblak lagi?" Tanya Indra di kursi penumpang.
"Bukan ini lebih penting. Temen gue ikutan balap, gue mau nonton." Jelas nya dengan tatapan fokus ke jalanan.
"Terus kenapa ajak gue? Lo nggak punya temen lagi apa gimana sih?" Sejujurnya Indra sangat mengantuk di ajak naik motor malam-malam begini jadi makin ngantuk tapi emosi.
"Banyak temen gue, tapi yang bisa di ajak kemana aja cuma lo Dra." Ucap Adit yang malah mendapat toyoran di kepala nya karena ulah Indra.
"Najis banget omongan lo Dit! Ngeri gue sama lo." Adit kemudian tertawa. "Maaf aja nih Dra gue juga masih normal."
"Siapa tau nanti gue ajak lo ke tempat balap ketemu sama anak alim yang pernah gue ceritain pas itu." Ucap Adit yang sebenarnya random tapi ada benar nya juga. Siapa tau kan?
Indra jadi ingat cowok itu yang pernah ia temui ada bersama Tsania dan teman-teman nya.
"Hayu cepet atuh!" Ucap Indra yang kemudian dilaksanakan Adit yang langsung gas super ngebut.
***
Benar dugaan Leo. Sabian memenangkan balapan itu.
Uang 5 juta sudah di tangan nya, tapi entah kenapa perasaan nya sedikit tidak enak.
"Kan apa gue bilang? Udah pasti lo menang, bisa lah nanti traktir gue." Ucap Leo dengan muka senang.
"Iya lo tenang aja Le." Ucap Sabian kemudian membuka helm full face nya.
"Yah Dra telat kita, temen gue juga kalah kaya nya." Ucap Adit sembari melihat sekeliling.
Indra mendengus. "Terus lo tetep mau nonton?" Adit mengangguk.
"Iya ada satu kali lagi Dra." Ucap nya kemudian berjongkok di trotoar.
"Eh Dra! Ada anak alim yang gue ceritain pas itu!" Sambung Adit yang membuat Indra yang tadi nya memejamkan mata sukses membuka mata nya.
"Mana anjir?!" Indra mengucek mata nya beberapa kali.
"Lo liat ke arah kanan deket warung yang tutup." Tutur Adit yang membuat Indra menolehkan kepala nya ke arah yang di maksud Adit.
![](https://img.wattpad.com/cover/242319135-288-k435498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.
Jugendliteratur[Tolong follow dulu sebelum membaca] Kisah ini berawal dari Insta-Eh! Wattpad. Seorang gadis yang baru saja pulang sekolah lengkap dengan kerudung putih segiempat yang melekat di kepala nya tanpa sengaja di tabrak seorang cowok dengan penampilan ura...