Dika dan ketiga sahabatnya masih menjalani masa skors nya dari sekolah begitupun dengan dua puluh satu orang yang ikut dengan mereka saat tawuran. Skors yang di berikan berlangsung selama seminggu dan hari ini adalah hari ke empat mereka berada di rumah.
Dika saat ini berada di basecamp bersama Juned, Medong dan Indra. Kegiatan mereka 3N yaitu ngobrol, ngopi, ngudud(merokok).
"Dik ceritain lah gimana bisa dapet rejeki lo pas tawuran itu?" Ucap Juned yang masih penasaran karena Dika saat itu hanya menceritakan sedikit.
"Rejeki apaan sih Jun?" Tanya Medong yang ikutan penasaran dan Indra juga ikut melirik.
"Itu si Dika ketemu cewek pas tawuran." Jelas Juned.
"Pantesan lo ngilang sendiri Dik." Ujar Medong yang kala itu bersisian lari dengan nya tiba-tiba tidak ada.
"Iya Dik, untungnya kita langsung misahin diri sama basis dan hampir ketauan warga." Kata Indra ada kemajuan dengan berbicara nya yang sedikit panjang.
"Dik buset dah diem aja lu, gue nungguin ini gimana cerita nya." Desak Juned tidak sabaran. Juned ini persis kaya Agis tapi versi cowok.
"Ya gitu cerita nya, bego nya gue malah pingsan terus ngerepotin tu cewek sampe bawa gue ke rumah nya. Udah gitu diobatin juga jidat gue."
"Nyusahin anjir bukan ngerepotin lagi lo mah Dik, terus siapa tu namanya? Kemaren gue nanya nggak lo jawab soalnya." Bener bener Juned ini super kepo.
"Tsania namanya." Ucap Dika.
"Anak mana?" Tanya Medong.
"Ya anak emak bapa nya lah Dong." Serobot Juned.
"Maksud gue sekolah dimana njir." Ralatnya kesal pada Juned.
"SMA Pradipa, Dong. Udah ya gue mau tidur jangan di ganggu." Jawab Dika kemudian mengubah posisi duduknya menjadi rebahan di kursi panjang yang terbuat dari kayu.
"Gudang nya cewek-cewek cantik tu." Celetuk Indra.
"Seratus buat lo Dra, eh tapi kegedean deh seribu aja buat lo." Ucap Juned yang entah kenapa jadi rada nggak jelas semenjak tawuran tempo hari.
"Lo ngapa sih Jun?" Tanya Medong heran sendiri karena seabsurd nya seorang Juned nggak pernah se-nggak jelas ini.
"Laper gue njir, dirumah di omelin mulu sama mamski. Nggak di kasih duit juga." Keluh nya yang menjadi penyebabnya rada nggak jelas dan nggak sabaran.
"Nih, beli bahari dah tu." Ucap Medong memberikan selembar uang dua puluh ribu kepada Juned.
"Sejak kapan lo baik sama gue?" Tanya Juned yang kemudian menerima uang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.
Novela Juvenil[Tolong follow dulu sebelum membaca] Kisah ini berawal dari Insta-Eh! Wattpad. Seorang gadis yang baru saja pulang sekolah lengkap dengan kerudung putih segiempat yang melekat di kepala nya tanpa sengaja di tabrak seorang cowok dengan penampilan ura...