6 tahun kemudian."Ju kenapa sih kamu ngambekan deh ah, kan aku cuma nyobain aja tadi main game yang sering kamu mainin itu, yang bikin kamu sampe lupa ngabarin aku kalo udah main itu game."
Hening.
"Juna ganteng nya aku," Juned susah payah menahan senyum nya.
"Kamu kalo mau senyum, senyum aja sih jangan di tahan gitu." ucap sang pacar. "Apa sih nggak ada yang nahan senyum." ujar nya kembali ngambek.
"Jun ntar aku top up-in deh ya game kamu, aku beliin diamond. Kamu mau berapa? Plis jangan diemin aku kaya gini," bujuk sang pacar.
"Aku nggak marah Gi, cuma sempet kesel aja tadi karena game nya ke reset." ucap Juned.
"Terus kalo nggak marah kenapa aku di diemin? Masih marah kan kalo gitu? Aku kan udah minta maaf Jun." sang pacar cemberut.
Juned menghela napas. "Aku nggak marah Agista."
Agis masih cemberut. "Sayang nya mana?" pinta nya.
"Aku nggak marah Agista sayang." ulang Juned.
"Sayang Juna juga," ucap Agis kemudian menyubit pipi Juned.
"Ekhem!"
Deheman keras sontak membuat Agis dan Juned yang duduk bersebelahan jadi menjauhkan jarak duduk nya.
"Pasangan baru nempel terus ya," ucap Dika sembari membawa nampan berisi gelas dengan Tsania yang berada di samping nya.
"Duh! iya ampun suhu yang udah tunangan mah beda." ucap Agis lalu berdiri membungkukkan badan nya dengan kedua tangan di depan dada.
Tsania tersenyum. "Ayo ke teras, yang lain udah beres siapin bakar-bakar nya." ajak Tsania.
Agis berpindah ke samping Tsania dan bergelayut di lengan nya. "Juned ngambek Tsan sama gue."
Juned lantas mendelik. "Engga ko Tsan, Agis mah ngarang. Yaudah yuk ke depan." ucap Juned lalu membawa Agis ke teras rumah Dika.
"Ada yang perlu di bawa lagi nggak?" tanya Dika.
"Ada, aku lupa ambil kecap sama saos tadi." ucap Tsania yang membuat Dika hendak melangkah kembali ke dapur tapi di tahan oleh Tsania. "Eh, kamu mau kemana?"
"Ambil kecap sama saos." ucap Dika yang nampak gemas di pandangan Tsania. "Ngga usah, biar aku aja. Kamu mending bawa gelas nya keluar." titah Tsania.
"Yaudah aku ke depan ya, kalo ada tikus atau kecoa teriakin nama aku aja." ucap Dika.
Tsania terkekeh. "Iya siap Dika." ucap nya.
***
Teras rumah Dika yang sudah di ubah menjadi tempat ala ala barbeque-an oleh Medong, Indra, Dianty dan Nindy nampak rapi.
Mereka berempat sudah begitu akrab satu sama lain begitupun dengan Tsania dan Agis pada teman-teman Dika.
Sebab keakraban itulah Juned yang dulu terpesona pada rupa Tsania tapi Agis yang berperilaku sama sepertinya saat melihat Dika berakhir mereka berdua yang menjadi pasangan.
Agis tidak melanjutkan usaha nya mendekati Indra, sebab Indra sudah memiliki pilihan nya sendiri. Begitu pun Nindy, Dianty dan Medong. Dengan begitu Agis pun memilih Juned yang tulus pada nya meski kadang membuatnya kesal dan ngebug anak nya.
Tsania keluar dari dalam rumah Dika dengan kedua tangan membawa kecap dan persausan.
"Sini Tsan kecap sama saos nya!" ucap Nindy yang sedang merapikan sosis yang sudah di tusuk dengan tusuk sate.
KAMU SEDANG MEMBACA
STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.
Teen Fiction[Tolong follow dulu sebelum membaca] Kisah ini berawal dari Insta-Eh! Wattpad. Seorang gadis yang baru saja pulang sekolah lengkap dengan kerudung putih segiempat yang melekat di kepala nya tanpa sengaja di tabrak seorang cowok dengan penampilan ura...