Selamat membaca^^Dika di tangani dengan segera saat sampai di rumah sakit dan saat ini berada di ruang UGD. Indra, Juned dan Medong beserta teman-teman nya yang lain mendapat beberapa lebam tapi tidak begitu parah. Tetapi mereka semua digiring Tsania untuk ikut ke rumah sakit untuk di obati lebam nya.
Sabian dan geng nya pergi saat Tsania dan beberapa warga menghentikan aksi perkelahian itu. Mengetahui Dika yang tergeletak di tanah dengan keadaan mengenaskan membuat Tsania berpikir untuk tidak akan pernah memaafkan Sabian dengan cara apa pun.
"Tsan, lo pulang aja ya gue anter. Ini udah malem nanti kalo Dika udah di pindahin ke ruang rawat inap gue kabarin lo." Ucap Indra.
Tsania tampak berpikir. Satu sisi ia masih belum tenang dengan keadaan Dika yang sedang di periksa oleh dokter, satu sisi besok ia akan ujian.
Indra menangkap rasa dilema yang dirasakan oleh Tsania. "Udah yuk, gapapa. Besok lo ujian kan? Pokok nya gue janji kalo Dika udah di pindahin ke rawat inap gue kabarin lo."
Tsania mengangguk pelan. "Yaudah kalo gitu." Ucap nya kemudian bangun dari kursi rumah sakit.
Bertepatan dengan Tsania yang berjalan keluar dari rumah sakit bersama Indra, datang dari arah berlawanan kedua orangtua Dika.
"Loh Rara kamu di sini juga?" Ujar Aminah. "Iya Bu." Pandangan Aminah kemudian berpindah ke Indra. "Dimana Dika?"
"Masih di tanganin di ruang UGD." Jawab Indra.
"Ko banyak temen-temen kamu sama Dika di luar?" Tanya Aminah pada Indra.
"Nanti Indra jelasin nya ya Mak, sekarang mau anter pulang Tsania dulu."
"Tsania pamit pulang ya Bu." Pamit Tsania kemudian mencium tangan Aminah dan Zainal.
"Hati-hati ya Ra." Tsania mengangguk. "Iya Bu makasih, Assalammualaikum."
"Waalaikumsalam."
***
Tepat pukul sebelas malam Tsania sampai di rumah di antar oleh Indra.
"Lo sendiri di rumah?"
Tsania mengangguk. "Iya, Ummi sama Abi lagi ke Bandung. Kakak gue ada acara di kampus nya." Jelas Tsania.
"Yaudah kalo gitu lo istirahat, besok kan ujian. Jangan khawatir, Dika bakal baik-baik aja." Ucap Indra berusaha memberikan pikiran positif untuk Tsania.
Tsania tiba-tiba meneteskan air mata nya. "Karena gue, Dika jadi masuk rumah sakit."
Indra memegang bahu Tsania. "Nggak Tsan, bukan salah lo. Emang si Sabian aja yang kurang ajar. Udah usap air mata lo ya." Ucap nya kemudian menepuk bahu Tsania beberapa kali untuk menenangkan nya.
"Maaf gue jadi nangis di depan lo." Ucap Tsania sembari mengusap air mata nya.
"Gapapa, Tsan. Udah malem masuk." Ucap Indra.
"Makasih lo udah anterin gue pulang."
"Iya sama-sama." Kemudian Tsania pun masuk ke dalam rumah lalu setelah memastikan Tsania benar-benar masuk, Indra pun meninggalkan halaman rumah Tsania.
***
Tsania tampak muram pagi ini. Semalaman ia hampir tidak bisa tidur dan baru bisa tidur pukul dua pagi, alhasil diri nya hanya tidur empat jam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
STM; Sekolah, Tawuran dan Maura.
Ficção Adolescente[Tolong follow dulu sebelum membaca] Kisah ini berawal dari Insta-Eh! Wattpad. Seorang gadis yang baru saja pulang sekolah lengkap dengan kerudung putih segiempat yang melekat di kepala nya tanpa sengaja di tabrak seorang cowok dengan penampilan ura...