22. Never let you go

2.6K 410 14
                                    

"Kita pulang, Sayang?" usul Jk, dan suara lembut Jk membuat Sean tak bisa menolak, walaupun Sean tahu Jk sedang menahan emosinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita pulang, Sayang?" usul Jk, dan suara lembut Jk membuat Sean tak bisa menolak, walaupun Sean tahu Jk sedang menahan emosinya.

Sean dapat merasakan suasana hati Jk sedang tidak baik karena pertemuannya dengan Vante. Mungkin saja lebih buruk, melihat raut wajah pria Jeon itu sedikit masam.

Sesampainya di dalam mobil, Jk tetap diam seribu bahasa. Membuat Sean tak menyukai suasana seperti ini, terasa sunyi di dalam sampai Sopir Jk sudah menjalankan mobilnya saja. Ia bingung harus memulai pembicaraan dari mana.

Sean mencoba menjernihkan tenggorokannya,  "Ehemm ... Uhukk, uhukk," awalnya Sean ingin membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi kerongkongannya tak bisa di ajak kompromi saat ini, justru ia menjadi terbatuk—tersedak ludahnya sendiri karena gugup.

Sial sekali!

Tanpa diduga ada botol air mineral didepan matanya, Jk yang menyuguhkannya, tetapi wajahnya tetap tak mau menatap Sean saat ini.

Sean sedikit terkejut, namun langsung menerimanya dan meminum seteguk air mineral itu.

Jk masih diam, sampai Sean selesai membasahi kerongkongannya dan dengan hati-hati Sean melirik wajah pria di sampingnya yang memasang raut wajah kecutnya.

"Kau ... Kau marah?" tanya Sean hati-hati.

Tatapan Jk tertuju pada wanita yang bertanya padanya walaupun tak langsung menjawab. Sean dapat melihat emosi yang tengah Jk tahan dari matanya.

Suara Sean melembut, "Bu-bukan aku yang mengajaknya bertemu, melainkan ia yang memintaku untuk menemuinya." cicit Sean.

Ck, sialan sekali—seperti sedang ketahuan selingkuh oleh suami sendiri.

Jk masih belum berniat mengeluarkan sepatah katapun.

"Dia juga mengatakan bahwa ini terakhir kalinya kami berbicara, dan mengakhiri masalah kami dengan baik. Aku merasa tidak ingin berhutang padanya, jadi aku menurutinya untuk bertemu. Benar saja, justru ia malah menghinaku ..." ucap Sean, suaranya semakin mengecil.

"Sudah tahu begitu, mengapa masih ingin bertemu?" hardik Jk.

Jk merasa sedikit tak masuk akal dengan responnya yang seperti ini pada Sean, tetapi ia sama sekali tak dapat mengendalikan emosinya saat ini.

Ia marah, sangat marah, ingin sekali ia mengunci wanita itu di kamarnya saja. Namun, ia marah bukan pada Sean tapi pada dirinya sendiri yang membiarkan Sean bertemu dengan mantan kekasihnya itu dan  kembali menghina wanitanya.

"Apakah kau menyadari bahwa kau adalah Istriku yang sah di mata hukum?" berondong Jk.

Sean tak tahu mengapa Jk semarah ini, tapi walaupun begitu ia tetap patuh, dan mengangguk akan pertanyaan Jk tadi.

"A-aku ... aku tahu,"

"Kau sudah tahu dan menyadarinya. Tapi mengapa kau masih menemuinya? Mengapa kau tidak memberitahuku bahwa kau akan menemuinya? Ataukah kau takut, aku tidak mengizinkanmu? Atau ... Kau mencoba membelakangiku berbuat sesuatu yang lain dengannya?" berang Jk.

HAI, MR JEON! - ROSEKOOK FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang