2. Check in

5K 539 19
                                    

Sean tidak tahu seberapa banyak dia minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sean tidak tahu seberapa banyak dia minum. Sekarang dia merasa hatinya seperti tertekan dan sakit. Sampai sekarang dia tak tahu, bagaimana bisa keluar dari tempat itu.

Ketika dia menerima panggilan provokasi—dia tidak terlalu memikirkannya karena Vantae sangat hebat, hebat sehingga banyak wanita mengejarnya.

Siapa yang tak ingin dijamah oleh Vantae Kim, si Pewaris utama dari keluarga Kim—salah satu keluarga konglomerat tersukses nomor lima di negara ini. Selain itu, ia juga mempunyai wajah yang sangat tampan dengan postur tubuh yang tinggi. Dengan visual yang unreal itu tidak mungkin para turunan Hawa denial akan itu. Semua ingin menjadi satu-satunya "wanita" dr pria milik Sean yang digadang-gadang akan meneruskan kerajaan bisnis Kim.

Sean memang sudah menduga akan seperti ini.

Tetapi setelah ponselnya menerima video dan riwayat obrolan dari wanita yang mengaku teman tidur tunangannya—dia tidak bisa tenang lagi, hingga sampai hari ini dia menerima pesan itu.

'Jika Kau ingin mengetahui kebenarannya, maka pergi ke kawasan x, unit x, dan nomor x untuk mencari yang kau cari itu'

Sean sebenarnya tidak ingin mempedulikannya, tetapi ada sesuatu didalam hatinya yang menggerakan kakinya untuk pergi, jika tidak dia akan menyesal. Begitu yakinnya.

Maka itu ia pergi, dan ... Ia kalah total— berakhir di bar ini.

Meminum alkohol di gelasnya dalam seteguk—saat ini otaknya sedang kosong, dengan hatinya yang sakit bahkan nafas pun terasa sakit.

"Sebotol lagi!" Sean duduk lurus didepan bar dan berkata langsung pada bartendernya.

Mata Bartender itu mengarah ke kursi yang tidak jauh dari pandangannya, dengan izin lelaki itu, dia membuatkan lagi blackberry gin gimlet.

Tapi setelah Sean meminumnya, ia mengernyit, "Ini bukanlah yang aku mau, aku ingin alkohol!" rasanya manis, tidak ada rasa alkohol sama sekali.

"Ini benar-benar alkohol," suara jernih dan dingin yang tiba-tiba terdengar, "jika kau tidak mempercayainya, kau boleh mencobanya lagi."

Sosok tampan itu duduk di kursi samping Sean. Pria itu mengenakan jas yang sangat elegan, bahkan sebelum pria itu duduk kursinya harus dibersihkan dulu oleh petugas kebersihan di bar ini.

Tapi Sean sangat mabuk saat ini hingga ia tidak memperhatikan detail semacam itu. Sean melihat pria itu yang duduk disampingnya dengan linglung, kemudian dengan ragu mencicipi minuman itu lagi

Masih manis.

"Pembohong!" suaranya yang kecil dengan banyak keluhan didalamnya.

Tidak tahu apa yang dipikirkan pria itu, lalu tiba-tiba tersenyum, "Aku tidak membohongimu, aku juga tidak akan pernah membohongimu." bisiknya.

Tidak pernah membohonginya?

Wajah Sean tersenyum dengan kebencian lalu dia menatap pria yang sangat tampan didepannya, "Apakah semua pria suka berkata seperti itu? Apakah kalian kira selama kalian mengatakan bahwa 'tidak akan membohongimu', maka wanita akan dengan bodoh mempercayainya?"

Tatapan pria itu tergores sedikit suram tetapi dengan segera menghilangkannya, "Apakah kamu sekarang memikirkan orang lain?"

Sean meneguk gelas winenya lalu berkata dengan lantang, "Kalian para pria itu pembohong, dengan jelas mengatakan bahwa hanya menyukaiku, mencintaiku, mengapa bisa tidur dengan wanita lain? Bukankah kalian bisa memisahkan cinta dengan seks? atau—apakah kalian sudah biasa berakting begitu?" racau Sean.

Pria itu memperhatikan matanya yang perlahan-lahan gelap, dengan suara rendahnya dan menarik, "Bukan. Yang aku cintai, sukai, dari awal sampai akhir, hanya ada satu orang."

Sean dengan jelas tidak percaya, "Kamu begitu menyukainya, tetapi mengapa kamu bisa muncul ditempat ini?"

Pria itu tertawa ringan, "Karena, wanita yang aku sukai telah melupakanku."

"Kalau begitu kau juga sangat menyedihkan!" cibir Sean seraya tergelak.

"Tidak menyedihkan," pria itu tertawa sangat tampan.

Dia tidak berencana menyerahkan wanita yang ia sukai kepada siapapun. Tidak masalah jika lupa, mereka masih bisa mengenal lagi.

Sean tiba-tiba mendekatinya, lalu menarik kerah bajunya dan bertanya, "Apakah aku cantik?"

Pria itu terkejut dengan senyuman lembut ia menjawab, "Sangat cantik!"

"Kalau begitu, maukah kamu melakukannya denganku?" Sean bertanya dengan serius.

Pria itu dengan jelas terbodoh sejenak. Dahinya berkerut namun senyum manisnya bertahan menatap wajah cantik yang sedang rapuh itu.

Sean melihat pria itu tidak bereaksi dan langsung melepaskannya, "Ah ... Sudahlah jika kamu tidak menginginkannya!"

Pria itu menatapnya dengan suara rendah yang menakutkan, "Apakah kamu tahu apa yang sedang kamu katakan?"

"Tentu saja,"

"Tidak menyesal?" Pria itu bertanya lagi.

"Siapa yang menyesalinya dan siapa yang menjadi anjing!" kata-katanya terdengar menyindir bahkan mengumpati seseorang bahkan jika dia memberikan pertama kali kepada orang asing, dia tidak akan menyerahkannya kepada orang yang disindirnya barusan.

"Baiklah!" Pria itu mengambil tangannya, telapak tangannya terasa panas.

Setelah sejenak, Sean nampak ketakutan, "Apa yang kamu lakukan?"

Tetapi Pria itu tersenyum sangat manis, menampilkan gigi-gigi putih dan rapinya, "Check-in!"

Tetapi Pria itu tersenyum sangat manis, menampilkan gigi-gigi putih dan rapinya, "Check-in!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih banyak yang sudah vote💜

Follow juga ya, supaya dapet notif tiap up 😊

HAI, MR JEON! - ROSEKOOK FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang