29. Foolishness

2.1K 351 51
                                    

Tuutt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuutt ... Tuutt ... Tuutt ...

Nada sambung mengalun di telinga pria tampan yang tengah menunggu saat mendebarkan menghubungi mantan kekasihnya.

Puluhan kali ia menghubungi wanita itu hari ini tapi tak ada jawaban dari penerima. Ia juga sudah mengirimi pesan kepada wanita yang pernah ia sakiti itu. Tapi tetap tak ada jawaban hingga saat ini.

Kembali ia men-dial kontak itu, langsung dapat sapaan suara pria diseberang sana. Bukan suara Sean?

"Siapa?" sahut suara diseberang sana.

Vantae tahu suara siapa ini, tapi sedang apa ia dengan mantan kekasihnya hingga larut malam?

"Sayang, tolong aku. Ambilkan handuk baru di wardrobe-ku," tiba-tiba teriakan dari suara merdu yang ingin ia dengar menyapa telinganya.

"Sebentar, Sayang." pekik pria terkekeh yang mengangkat teleponnya. "Hallo, siapa ini?"

Vantae masih bungkam dengan beberapa pikiran yang melintas di otaknya. Apalagi, mendengar Sean meminta pria itu mengambilkan handuknya!

Sedang apa Jeon masih dirumah Sean hingga pukul 12 malam? Apakah mereka semakin dekat? Apakah mereka tengah melakukan itu? Apakah, apakah lainnya yang membuatnya frustrasi.

"Dengar, siapapun kau. Jangan pernah mengganggu wanitaku! Atau kau akan menyesal!"

Sambungan terputus, dimatikan secara sepihak oleh pria diseberang sana.

Vantae mengulas senyum di ujung bibirnya. Hal yang membuatnya mengeluarkan senyum itu karena kalimat terakhir yang pria itu katakan.

Bagaimana mungkin ia menyesal sedangkan pria itu tak tahu siapa si penelpon? Tentu, Vantae tak memiliki nyali untuk menghubungi Sean dengan nomor aslinya.

Dengan nomor baru yang kerap kali ia ganti, ia bisa dengan bebas dapat menghubungi wanita itu. Andai, pria yang kini bersama Sean adalah orang lain, mungkin ia akan menghabiskannya menggunakan tangannya sendiri. Namun, pria yang bersama Sean saat ini, adalah pria yang sangat berbahaya.

Ia menangis menahan pilu yang ia rasakan, apakah ini yang Sean rasakan saat ia menyakiti hati wanita itu? Sakit sekali ditinggal oleh seseorang yang ia cintai, bahkan hubungan keduanya tidak sebentar. Tapi bertahun-tahun keduanya menghabiskan waktu sebagai sepasang kekasih.

Apalagi, saat ini tiba-tiba perusahaannya sedang dalam masa kritis. Beberapa penanam saham di usaha rintisannya, menyerah karena beberapa penjualan furniture yang ia produksi mendadak menurun karena laba yang dihasilkan tidak menguntungkan seperti dulu.

Ia curiga, jika pria yang saat ini bersama mantan wanitanya adalah dalang dibalik kerugiannya. Salahkan Vantae, tidak mendengar lisan ayahnya yang sudah memperingatkannya untuk tidak berurusan dengan keluarga kaya raya nan berbahaya itu.

HAI, MR JEON! - ROSEKOOK FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang