Mendengar pertanyaan Vantae, kedua orang tuanya juga merasa kalimat Vantae mewakili rasa penasaran orang tuanya yang sedikit aneh pada anak semata wayangnya itu.
Ibunya sudah menghubungi semua teman Sean, namun semuanya juga menjawab bahwa mereka tidak bertemu dengan Sean.
Dan benar saja, pakaian yang dikenakan Sean pun berbeda dengan kemarin siang dipakainya.
Ekspresi Sean mendadak mendingin, "Aku pikir, aku akan melakukan apa, dan pergi dengan siapa, itu bukan menjadi urusanmu, Tuan Kim!"
Vantae terkekeh, "Kau tidak ingin mengatakannya padaku atau kau tidak berani mengatakannya?"
"Apa masalahmu sebenarnya? dengan status kita sekarang ini kau tidak bisa bertanya sesukamu lagi, Van!"
"Apa kau sudah meniduri seseorang?" tanya Vantae to the point.
Ayah dan Ibu Park terlihat terkejut mendengar itu. Tetapi, kembali lagi menurut mereka Sean sudah dewasa. Tidak perlu di khawatirkan lagi akan hal itu, toh putri kecilnya sekarang sudah menjadi wanita cantik yang dapat memilah yang terbaik untuknya. Tidak ada yang tidak mungkin jika banyak lelaki menginginkannya juga, bukan?
Sean menjawab dengan lantang, "Jika memang iya, kenapa?"
"Kau ..."
"Kenapa? Masih ingin terus memaki diriku?" Sean memotong pembicaraan Vantae, "jangan lupa apa yang sudah kau lakukan Vantae Kim! sebelum semalam, aku merasa aku tidak punya kesalahan fatal sedikit pun terhadapmu, jangan menunjuk kesalahan pada orang lain jika dirimu sendiri juga melakukan hal yang sama. Cih, kau pikir kau bisa bermain kesetiaan disini, kau tidak bisa mempermainkanku lagi!" Sean mendesis.
Sean menunjuk ke arah gerbang tinggi menjulang rumahnya, "Itu pintu keluarnya, aku rasa kau seharusnya sudah bisa pergi dari sini, bukan?"
Vantae geram, ia sekuat tenaga tidak meledak saat ini juga. Namun, mengingat pernyataan Sean yang menjawab pertanyaannya tadi bahwa ia benar-benar tidur bersama lelaki lain, ia ingin sekali merobek mulut wanita di hadapannya ini.
Raut wajah Ayah Park semakin memerah menahan amarahnya jika bukan karena orang tua Vantae adalah kerabat dekat dengannya, mungkin ia sudah menghadiahi pukulan dan kalimat kasar pada pria muda di depannya itu, "Vantae, silahkan pergi dari sini. Selanjutnya, aku akan menghubungi orang tuamu mengenai masalah ini!" ujar Ayah Park dingin, lalu melangkah masuk ke dalam rumah bercat putih itu. Sangat jelas jika Vantae merasa sedang diusir dari tempat ini.
Vantae sudah tidak peduli berapa banyak cintanya untuk Sean yang ia berikan, ia tidak mungkin merendahkan dirinya lagi.
"Jangan menyesali apapun, Nona Park!" desis Vantae lalu menyambar kunci mobilnya di atas meja di teras rumah Sean.
Sean tertawa, "Aku? Menyesal? ... Sebenarnya aku sangat berterima kasih pada jalangmu itu yang mengirimiku pesan, berkatnya aku tidak akan tertipu lagi seumur hidupku!" jawab Sean pongah.
Vantae menggeram kesal, jika bukan masih dalam teritorial rumah Sean, sudah pasti ia akan menyumpal mulut mantannya itu dengan bibirnya. Sial ia tidak bisa merayu Sean lagi untuk kembali padanya!
Kini, kedua tatapan Ayah dan Ibu Park jatuh pada putrinya yang menatap gugup pada keduanya.
"Seanne Park, Jelaskan, apa yang sudah terjadi saat ini?" ujar Ayah Park, ia memang sosok ayah yang sangat menyayangi Sean, sekaligus tegas untuk putrinya itu. Sepertinya putri kesayangannya ini melakukan kesalahan saat ini dan tidak mungkin dibiarkan begitu saja!
"Sudah, Darling ... Jika ada yang ingin dijelaskan, lebih baik kita masuk dan bicarakan semuanya baik-baik di dalam," sela Ibu Park menengahi, dan tentu saja membuat Ayah Park luluh.
•••
Di ruang tengah Park, sekeluarga itu sudah berkumpul dengan suasana hati masing-masing yang tidak begitu baik.
Sean sudah menjelaskan kejadian semuanya, namun ia masih menyembunyikan keberadaan Jk pada kedua orang tuanya.
"Jadi maksudmu, selama ini Vantae bermacam-macam di luar sana?" tanya Ayah Park menyelidik.
Sean mengangguk, "Benar, Ayah ... jika bukan karena pesan-pesan sialan itu, mungkin aku akan terus ditipu olehnya seumur hidupku."
"Ya sudah, kau tidak perlu mengurusi masalah ini lagi, biar Ibu dan Ayahmu yang akan membicarakannya pada Paman dan Bibi Kim." walaupun mereka menyukai calon menantunya itu, namun jika sebelum menikah saja sudah seperti ini, mereka tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan Vantae setelah menikah terhadap putri satu-satunya itu.
Sean tersenyum menang, "Baiklah, terima kasih Ibu." lalu memeluk Ibunya erat.
Ibunya sudah bisa di atasi, tetapi Ayahnya bukanlah orang yang bodoh, Ayah Park terus menatap tajam Sean, membuat nyalinya seketika menciut, "Jadi, apa kau sudah bisa memberitahuku siapa pria bersamamu semalam?"
Sean hampir saja tersedak liurnya sendiri, ia tak menyangka Ayahnya masih peka dengan hal itu, "Ap-apa ... P-pria apa Ayah? Come on ... Ayah jangan mengada-ada, haha!" jawab Sean canggung.
"Hatimu sendiri tahu jika Ayahmu ini tidak mengada-ada bukan? Lihatlah noda merah kebiruan di lehermu itu,"
Ayah Park menghela napasnya, "besok bawa bocah itu kemari, aku ingin tahu seperti apa perannya disini!" Ayah Park beranjak dan meninggalkan Sean yang masih terdiam seperti maling yang ketahuan mencuri sesuatu. Hah, brengsek sekali Jeon Khyle harus sekali ya meninggalkan jejaknya!
KAMU SEDANG MEMBACA
HAI, MR JEON! - ROSEKOOK FANFICTION
Fanfiction🤍Fiksi Umum-Fiksi Penggemar-Adult Romance🤍 Description : Mengetahui kebenaran One night stand kekasihnya, membuat ia memutuskan hubungannya yang tengah merencanakan pernikahan. Seanne Park, berakhir membalas ONS kekasihnya itu dengan perbuatan yan...