Kedua orang tua Sean tahu jika hari ini pria yang digadang-gadang akan menjadi pilihan Sean itu akan datang hari ini, tapi tidak menyangka jika datang sepagi ini.
Ibu Park sudah merencanakan untuk membeli bahan masakan dan memasak sendiri, makanan banyak-banyak untuk menyambut calon menantunya, walaupun tentunya ia belum tahu siapa itu, apakah anak dari orang miskin sekalipun, itu tak masalah untuk keluarganya, yang penting putri mereka bahagia.
Pagi ini bersama kedua pelayannya, ia akan berbelanja bahan masakan. Baru saja ia ingin membuka pintu, namun sudah terbuka menampilkan Sean dan seseorang pria?
"... S-Sean?" Pandangan Ibu Park jatuh pada Jk yang tersenyum manis padanya.
Ibu Park mengerjapkan matanya berkali-kali, menatap seseorang pria berperawakan tinggi besar di hadapannya tak percaya.
Pria ini bukan seperti manusia, ia sangatlah tampan, bahkan malaikat pun akan merendah diri jika berhadapan dengan ketampanan pria ini. Seperti Dewa!
Jk tersenyum ramah, ditangannya sudah ada beberapa papper bag dari berbagai merk terkenal dunia, Ia membungkuk sopan, memberi hormat pada mertua perempuan di hadapannya, "Apa kabar, aku Jeon Khyle, kekasih Seanne Park saat ini, yang di masa depan akan menjadi menantu di keluarga ini."
Ibunya masih tertegun akan wujud dari pria ini, ditambah lagi ia menyapa dengan deep voice kelelakiannya, membuat Ibu Park menegang seketika.
Sebenarnya Ibu Park sudah menyiapkan diri untuk bertemu dengan pria pilihan putrinya, yang mungkin saja hanyalah bocah miskin ataupun yang wajahnya pas-pasan, tapi tak disangkanya pria ini sangat sangat ... Ah bagaimana ya menjelaskannya?
Meskipun pria ini punya rasa hormat dan sangat sopan, tetapi ia memiliki aura yang tidak biasa di setiap pergerakannya, ditambah lagi, dengan penampilan head to toe pria ini menunjukkan bahwa ia bukan dari kalangan yang biasa-biasa saja, bahkan mungkin keadaan keluarganya jauh lebih kaya dari keluarga Park.
"Ah, baik, baik ... Apakah kau sudah sarapan, nak?" Ibu Park sampai bingung ingin bertanya apa.
"Belum, Ibu." Jk menjawab dengan lembut.
"I-ibu?" ujar Sean dan Ibu Park berbarengan, terkejut dengan panggilan itu, jika biasanya Ibu Park akan di panggil Nyonya atau Bibi, tapi pria ini dengan percaya dirinya memanggilnya Ibu. Tidak buruk juga, batinnya.
Dengan cepat Jk menggenggam tangan Sean didepan Ibunya, "Ibu, aku adalah orang yang akan menemani Sean seumur hidupnya, aku akan menjaganya, dan mencintainya seumur hidupku, sampai kapan pun aku tidak akan melepaskannya!" ucap Jk, menatap mata Ibu Park dalam-dalam seolah-olah sedang bersumpah.
"Hei ..." seru Sean pada Jk yang ingin mengingatkan untuk tidak mengatakan apapun lagi.
"Haha ... Baik, baik, baik, cepat atau lambat kau akan memanggilku 'Ibu' bukan? Namun, itu sepertinya memerlukan biaya yang sangat mahal, jadi aku tidak akan mengizinkanmu memanggilku Ibu sekarang!" canda Ibu Park mencairkan suasana.
"Tidak apa-apa, Ibu. Tak masalah jika Ibu belum mengizinkanku, asalkan saja jangan membawa pergi jauh putrimu ini dariku, berapa pun mahalnya aku lunasi!" apa-apaan, memangnya Sean ini barang? Mertua dan menantu sama saja!
Ibu Park memaklumi itu, ia juga pernah muda, ia memperhatikan bagaimana pria ini begitu mencintai putri satu-satunya itu. Vantae juga sama baiknya dengan pria ini sebenarnya namun, bukan Vantae tak mencintai putrinya, hanya saja Vantae tidak mencintai Sean sampai sejauh ini.
Ah, Ibu Park sepertinya benar-benar setuju dengan Jk!
Tapi, Jeon Khyle? Ibu seperti pernah mendengar nama itu, tapi dimana ya?
"Baiklah, mari kita masuk. Ayah Sean sedang sarapan di dalam, mari bergabung dengan kami," Ibu Park masuk lebih dulu, disusul Sean dan Jk di belakangnya.
Sean berjalan di samping Jk, "Sekali lagi kau bicara yang tidak-tidak, awas kau!” bisiknya, matanya menatap tajam Jk yang sedang senyam-senyum disampingnya, "Jangan bilang kau akan bicara jujur pada Ayah!"
Dengan cepat Jk mendekatkan wajahnya pada Sean, mencium bibirnya sekilas dan menggigitnya sedikit dan kembali menarik tubuhnya kembali seperti tidak terjadi sesuatu.
"Ya, aku ingin sekali cepat-cepat membawamu pulang!" bisik Jk tepat di belakang telinga Sean.
Sean berbalik memukul Jk, namun belum sempat memukulnya tangannya sudah ditahan oleh Jk, "Jangan memukulku sayang, nanti jika sudah selesai masa perkenalanku dengan kedua mertuaku, bokongmu yang ku pukul sampai kau mendesah!" bisik Jk lagi lalu berjalan meninggalkan Sean yang menegang ditempat dibuatnya.
"Brengsek kau Jeon!" umpatnya.
"Hei ... Jangan berkelahi, Ibu beritahu, tidak apa-apa Ibu yang melihatnya, jika Ayahmu tahu apa yang terjadi barusan, Ibu tidak akan bisa menolong kalian!" peringat Ibu Park yang ternyata menyaksikan kedua pasangan yang berseteru manja itu.
Mata Sean terbelalak, Ibunya tahu kejadian tadi? Gawat, pasti mendengar semua yang mereka bicarakan. Hah, ini namanya menggali kuburannya sendiri!
Wajah Sean memerah, selain karena kesal pada Jk, ia juga malu terhadap Ibunya yang mungkin saja menyaksikan kecupan garang Jk padanya, buru-buru ia mencubit perut Jk, yang dicubit hanya menampilkan wajah sumringahnya padahal lumayan pedas juga cubitan Sean macam cubitan kecil bocah berusia taman kanak-kanak.
"Aku akan membalasnya nanti, pulang dari sini kau ikut aku, tidak ada penolakan!" perintah Jk.
"Ap-apa maksudmu?" Sean panik, mau apa lagi si nekat ini.
"Menunaikan kewajibanmu sebagai Istri tentu saja," jawab Jk dengan kerlingan matanya gemas.
"Bajingan!"
"Bajingan tampan, Sayang!" tambah Jk dengan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAI, MR JEON! - ROSEKOOK FANFICTION
Fanfiction🤍Fiksi Umum-Fiksi Penggemar-Adult Romance🤍 Description : Mengetahui kebenaran One night stand kekasihnya, membuat ia memutuskan hubungannya yang tengah merencanakan pernikahan. Seanne Park, berakhir membalas ONS kekasihnya itu dengan perbuatan yan...