31. Persecution

1.9K 334 42
                                    


Pria yang sudah tak lagi muda kini tengah menunggu puteranya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria yang sudah tak lagi muda kini tengah menunggu puteranya datang. Berdiri tegap di antara jendela kaca ruang kerja mansion keduanya yang menghadap langsung dengan pemandangan ibukota malam hari, menatap kagum disertai keangkuhan yang tidak pernah lepas dari aura dinginnya.

Sehari sebelum pernikahan Jeon Khyle dan Sean dilaksanakan, pria setengah baya itu mendapati kabar bahwa puteranya bermain-main dengan saham perusahaan Kim Corp. yang tentu saja adalah salah satu kompetitor perusahaannya. Yah, walaupun masih jauh levelnya tentu saja. Tapi cukup membuatnya khawatir dengan perusahaannya, takut terkena imbasnya.

Ketukan pintu membuatnya membalikkan tubuhnya memandang sang putera yang terlihat kelelahan pasca acara resepsi pernikahan.

"Dad, memanggilku?" Jeon Khyle datang dengan dasi yang sudah ia lepaskan entah kemana, terlihat berantakan.

"Hm, ada yang ingin Dad bicarakan padamu." Justin duduk disalah satu kursi di ruang kerjanya, diikuti Khyle yang duduk diseberang Ayahnya.

"Well, aku harus meninggalkan istriku di malam pertama hanya untuk membicarakan yang sepertinya tidak penting daripada malam pertama kami," ujar Jk memantik sigaretnya dan menghembuskan asapnya perlahan.

"Ada apa kau dengan Kim Corp?" tukas Justin Jeon tanpa basa basi.

Jk melirik sedikit Ayahnya yang masih menatapnya untuk mendengar jawabannya kemudian menyesap kembali rokoknya.

"Hanya bermain sedikit, Dad,"

"Jangan membuat masalah, Khyle." peringat Justin.

"Mereka yang mencari masalah lebih dulu padaku," sela Jk.

"Tapi tidak menghancurkan bisnis mereka secara terang-terangan, Son." tegas Justin. Pasalnya Justin adalah pria berdarah dingin, yang tidak terang-terangan mematikan musuhnya. Berbeda dengan puteranya, yang memilih cara bar-bar menghalalkan segala cara untuk membalas musuhnya.

"Itu pantas mereka dapatkan Dad."

"Siapa wanita yang berada di ruang bawah tanah mansion utama?" selidik Justin. Tidak ada yang ia tak tahu mengenai puteranya.

"Ah, aku hampir lupa dengan wanita itu. Omong-omong, ia hanya kerikil yang mencoba bermain denganku," tandas Jk.

Tiba-tiba ponselnya terdengar nada panggilan dari seseorang, ia mengangkat tangannya di udara seolah memberi tanda agar ayahnya menunggu, ia segera menekan tombol hijau di ponsel pintarnya.

"Hm, ada apa?"

"Apakah harus di eksekusi sekarang, Bos?" sahut suara penelpon.

Jk melirik ayahnya sebentar, "Ya, tunggu aku akan datang setengah jam lagi," jawab Jk.

"Baik, Bos."

Jk menutup sambungan itu, dan menatap ayahnya seakan bertanya masih ada lagi yang mau dibahas oleh ayahnya itu?

HAI, MR JEON! - ROSEKOOK FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang